Liputan6.com, Jakarta - Ada suasana berbeda saat peresmian Rusun Cipta Griya Kedaung yang dilakukan oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian.
Dalam kegiatan tersebut, kedua menteri mengajak warga rusun—yang mayoritas berprofesi sebagai pemulung, pekerja serabutan, hingga guru honorer—untuk menyeruput kopi bersama di kompleks rusun sembari berdiskusi.
Baca Juga
Kopi yang mereka nikmati adalah kopi saset yang diseduh oleh seorang ibu pedagang kelontong di rusun tersebut. Suasana ngopi bareng itu menciptakan kehangatan di tengah cuaca dingin, karena saat itu hujan deras disertai angin mengguyur kawasan rusun.
Advertisement
Salah satu warga yang ikut dalam kegiatan tersebut adalah Amir, seorang pemulung yang tinggal bersama keluarganya di unit rusun dengan tiga kamar. Ia menyewa rusun tersebut seharga Rp 450 ribu per bulan. Dari penghasilannya sebagai pemulung, Amir mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
"Inikan sewanya murah, saya mulung sehari bisa menghasilkan Rp 150 ribu. Alhamdulillah masih bisa buat makan dan nyekolahin anak, yang pertama lagi kuliah," kata Amir di lokasi, Selasa (14/1/2025).
Keberpihakan Pemerintah terhadap Masyarakat
Sementara, dalam kesempatannya, Menteri PKP mengapresiasi pembangunan rusun yang berdiri di atas lahan seluas 3.856,96 m2 milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang.
"Seperti yang dicetuskan pak Pj Wali Kota tadi ya, Kolaborasi Wujudkan Visi. Ini sangat bagus ya karena inilah wujud kolaborasi kita bersama antara Pusat dan Daerah,"katanya.
Dia pun mengaku, apa yang didapat penghuni di rusun tersebut, bentuk hadirnya keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kurang mampu.
"Ini luar biasa karena tadi kita ngobrol bareng penghuni rusun yang berprofesi sebagai pemulung, tentunya ini sesuatu yang luar biasa karena pemulung bisa menghuni rumah dengan fasilitas lengkap dan bahkan hingga 3 kamar, dengan harga yang murah. Inilah yang disebut dengan keberpihakan." imbuhnya.
Advertisement
Sasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah
Sementara itu, Pj Wali Kota Tangerang mengatakan, rusun tersebut tidak hanya menyasar squater atau pemulung melainkan juga menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) lainnya.
"Seperti penghuni bantaran Sungai Cisadane, pekerja serabutan dan juga masyarakat yang terdampak pembebasan lahan untuk pembangunan dengan konsep Urban Renewal atau peremajaan kawasan yang semula hunian tapak atau landed housing menjadi hunian bertingkat atau vertical housing,"katanya.
Untuk diketahui, Rusun Cipta Griya Kedaung memiliki 70 unit dengan kapasitas 230 hunian dengan tipe yang bervariasi mulai dari tipe manula, hingga tipe 18A sampai tipe 36c yang dilengkapi dengan klinik, minimarket dan juga ruang penjaga serta kios-kios. Harganya sendiri mulai dari Rp 90 ribu hingga Rp 500 ribu perunitnya.