Liputan6.com, Jakarta - Wisma Habibie dan Ainun (WHA) yang terletak di Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan (Jaksel) akhirnya kembali dibuka untuk publik.
Para pengunjung kini bisa menapaktilas kehidupan pribadi Presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie dan istri tercinta Hasri Ainun Habibie melalui Wisma Habibie dan Ainun.
Advertisement
"Sejatinya, Wisma Habibie dan Ainun adalah rumah pribadi sekaligus kepresidenan Bacharuddin Jusuf Habibie dan Hasri Ainun Habibie yang mencerminkan nilai-nilai mendalam mereka, cinta, intelektual, dan demokrasi," ujar Duta Wisma Habibie dan Ainun, Nadia Habibie melalui keterangan tertulis, Kamis (16/1/2025).
Advertisement
Dia mengatakan, rumah yang menjadi saksi bisu cinta Habibie & Ainun tersebut dibuka untuk umum mulai hari ini, Kamis (16/1/2025).
Menurut Nadia, Rumah Pendopo yang berdiri sejak 1978 di dalam kompleks Wisma Habibie dan Ainun menjadi saksi sejarah.
Di mana, kata dia, benih-benih demokrasi Indonesia dilahirkan. Terlebih di masa Reformasi, lanjut Nadia, dengan warisan seperti lebih dari 200 perubahan regulasi, rapat-rapat penting dalam detik-detik yang menentukan perjuangan demokrasi, serta dedikasi mereka untuk bangsa hingga akhir hayat.
Nadia menjelaskan, pihak keluarga memutuskan untuk menjalankan amanat terakhir Habibie agar rumah pribadinya bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.
"Terlebih dari Wisma Habibie dan Ainun, ada banyak pelajaran yang bisa didapat dari mendiang Habibie dan Ainun. Ini Kembali lagi ke nilai-nilai eyang," ucap dia.
"Dulu, eyang selalu berkaca kalau dia memang sukses, tapi kesuksesannya bukan diartikan dalam hal kaya atau tajir melainkan kontribusinya pada negara," sambung Nadia, yang juga cucu dari Habibie.
Rumah Cerminkan Nilai-Nilai Mendalam
Menurut Nadia, Wisma Habibie dan Ainun rumah yang dirancang oleh Ainun ini mencerminkan nilai-nilai mendalam mereka yaitu cinta, intelektual, dan demokrasi.
"Keberagaman budaya, alam, dan keyakinan ditampilkan dalam simbol-simbol seperti panel budaya dari lima pulau besar, flora dan fauna Indonesia, serta panel agama yang menggambarkan harmoni keyakinan juga ditonjolkan dalam wisma ini," papar dia.
Selain itu, lanjut dia, filosofi cinta dan persatuan yang dipegang Eyang Habibie dan Ainun menjadi kompas moral yang menginspirasi desain rumah ini, termasuk perpustakaan yang melambangkan pencerahan intelektual dan karya besar mereka bagi bangsa.
"Bukan hanya sekadar hunian saja, ini adalah rumah di mana mereka berbagi cinta dan pengabdian mereka satu sama lain, tempat mereka disemayamkan sebelum dimakamkan di Taman Pahlawan," kata Nadia.
Dia mengatakan, di Wisma Habibie dan Ainun, kita dapat menyaksikan manifestasi dari imtaq dan iptek yang digagas oleh Habibie dan Ainun.
"Sinergi positif antara budaya dan agama yang menghasilkan Iman dan Taqwa membimbing manusia menuju kehidupan yang penuh kebaikan," ucap Nadia.
"Jika diseimbangkan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, akan membawa diri kita semua untuk menjalankan hidup yang lebih bermakna, sehingga dapat berkontribusi positif disekitarnya," tandas dia.
Advertisement