Kemenag Syiarkan Kurikulum Cinta Nasaruddin Umar, Jawab Masalah Kemanusiaan Dunia

Kurikulum Cinta sebagai panduan bagi lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama, khususnya Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam untuk menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi bangsa masa depan berlandas kurikulum yang barbasis kepada cinta kasih.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro Diperbarui 08 Mar 2025, 12:29 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2025, 12:29 WIB
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menggelar Ramadan Global Camp di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jumat (7/3/2025) (Tim Media Kemenag)
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menggelar Ramadan Global Camp di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jumat (7/3/2025) (Tim Media Kemenag)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menggelar Ramadan Global Camp di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Jumat (7/3/2025).

Menurut Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, acara tersebut mengundang berbagai mahasiswa dari ragam belahan dunia, seperti Eropa, Timur Tengah, Asean hingga Amerika untuk mensyiarkan kurikulum cinta sebagai jawaban masalah kemanusiaan di dunia.

"Tidak ada alasan mahluk hidup di dunia untuk tidak saling mencintai, hal ini mengingat dalam setiap langkah manusia itu sendiri, tidak lepas dari sebuah ekosistem yang didalamnya tidak lepas dari orkestrasi Allah sebagai yang maha mengatur," kata Kamaruddin melalui keterangan tertulis diterima, Sabtu (8/3/2025).

Kamaruddin mencatat, Ramadan Global Camp menjadi pengingat saat semua capaian dan kesuksesan dicapai seorang manusia tidak terlepas dari kontribusi orang lain yang ada dalam ekosistem kehidupan antar satu dan yang lainnya, termasuk dengan alam. Hal itulah yang menjadi dasar lahirnyaKurikulum Cinta yang diperkenalkan Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar.

"Kurikulum Cinta sebagai panduan bagi lembaga pendidikan di bawah Kementerian Agama, khususnya Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam untuk menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi bangsa masa depan berlandas kurikulum yang barbasis kepada cinta kasih," ungkap Kamaruddin.

Senada dengan itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron Samsudin menamnbahkan, ide besar Kurikulum Cinta dari Menteri Agama tidak hanya berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadits, namun juga kajian teks keagamaan dari berbagai agama yang seluruhnya mengarah kepada cinta kasih sebagai jawaban atas problem-problem sosial yang berkembang di dunia.

"Beliau membaca banyak sekali problem sosial, kemiskinian, kekerasan, konflik sosial dan masih banyak lagi yang berkembang di masyarakat global, jadi beliau jeli membaca ini, dimana dari satu sisi Agama mengajarkan bagaimana kita hidup secara harmonis dan damai, tetapi dalam kenyataannya banyak seali problem social," ujar Sahiron dalam kesempatan yang sama.

"Artinya ada yang harus diselesaikan, dan cara paling ideal adalah melalui pendidikan, baik dari tingkat dasar, anak-anak, sampai pada tingkat yang lebih tinggi, melalui kurikulum berbasis cinta ini," terang dia.

 

Promosi 1

Tantangan

Senada dengan hal tersebut, Rektor UIN Malang Zainuddin menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan mayoritas beragama Islam, namun tantangan terbesarnya adalah bagaimana kelompok mayoritas tetap bisa menaungi dan memberikan kedamaian kepada agama yang lain di Indonesia.

"Pak Menteri menyampaikan bahwa pluralitas itu ibarat lukisan tuhan dari berbagai varian, oleh karena itu jangan sampai dinodai, apalagi kemudian dirusak, nah Indonesia adalah negara yang plural, tidak hanya terdiri dari beberapa agama, tetap suku dan bahasa, oleh karena itu di antara kita haru menjalin kerjasama yang baik," tuturnya.

Merespons soal terkait, perwakilan mahasiswa luar negeri asal Libya, Salih Alson menuturkan, sejak memutuskan belajar di Indonesia dirinya menemukan berbagai keindahan yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lainnya, selain alamnya yang kaya, Indonesia sebagai negara dengan berbagai suku, agama dan budaya namun terus mampu menjaga perdamaian, kerukunan, dan harmonisasi antar sesama yang hidup didalamnya.

"Jika merujuk Al-Quran dan Hadis ada banyak sekali ayat yang menuntun manusia kepada kemanusiaan, kaitannya dengan Indonesia, Alhamdulillah kalau kita lihat Indonesia itu sangat kaya, kaya sekali, kaya agama, kaya bahasa, kaya bahasa, kaya akan keberagaman tetap saya melihat semuanya mampu hidup bersama-sama," tutur Mahasiswa yang saat ini tengah menempuh S3 di UIN Malang ini.

Infografis Sejarah Hari Perempuan Internasional
Infografis Sejarah Hari Perempuan Internasional. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya