Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta berencana menggelar operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai langkah antisipasi banjir di akhir Januari 2025. Pasalnya, curah hujan yang tinggi berpotensi menyebabkan luapan air sungai dan mengakibatkan banjir.
"OMC lebih ke mengurangi potensi genangan/banjir dari luapan saluran dan air sungai. Untuk pelaksanaan OMC masih dipersiapkan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD Jakarta Mohammad Yohan saat dikonfirmasi, Jumat (24/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Yohan menyampaikan, pertimbangan melaksanakan OMC terus dibahas pihaknya bersama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Advertisement
BPBD Jakarta, kata dia akan menunggu rekomendasi resmi BMKG untuk bisa melaksanakan OMC. Sebab OMC dilakukan dengan memperhatikan curah hujan.
"BPBD Jakarta sudah beberapa kali rapat. BPBD mempertimbangkan OMC terkait dengan tingginya curah hujan dan rekomendasi dari BMKG," katanya.
Diketahui, BPBD Jakarta telah menggelar OMC sebanyak tiga tahap selama bulan Desember 2024. Pertama dilakukan pada 7-9 Desember, tahap kedua pada 12-15 Desember dan tahap ketiga dilakukan pada 24-31 Desember 2024.
OMC yang dilakukan tersebut dinilai efektif mengurangi banjir imbas tingginya intensitas curah hujan di Jakarta. Sehingga, selama Desember 2024, BPBD Jakarta mengeklaim tak ada banjir atau genangan yang disebabkan turunnya hujan dengan intensitas lebat di Jakarta.
Modifikasi Cuaca untuk Kurangi Intensitas Hujan di Jakarta, 8 Ton Garam Disemai
Sebanyak delapan ton garam atau natrium klorida (NaCl) disemai selama enam hari Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah DKI Jakarta pada pekan terakhir 2024 menjelang tahun 2025.
"OMC yang digelar selama periode 25-31 Desember 2024 berhasil mengurangi intensitas hujan secara signifikan di wilayah Jakarta," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji di Jakarta, Rabu, 1 Januari 2025, seperti dilansir dari Antara.
OMC merupakan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi. Operasi tersebut dinilai menunjukkan hasil positif.
Isnawa menjelaskan, OMC digelar selama periode 25-31 Desember 2024. Selama enam hari pelaksanaan, OMC melibatkan total 10 sorti penerbangan dengan durasi 19 jam 36 menit.
"Sebanyak 8.000 kilogram bahan semai NaCl digunakan untuk penyemaian awan," kata dia.
Isnawa mengatakan, meskipun tidak ada kegiatan penerbangan pada tanggal 27 Desember, hasil yang dicapai selama periode ini menunjukkan penurunan signifikan dalam curah hujan.
Data hujan aktual yang diperoleh dari satelit GSMap menunjukkan bahwa curah hujan di Jakarta selama periode OMC berkisar antara 0 hingga 40 mm per hari, dengan puncak curah hujan mencapai 40 mm per hari pada 25 Desember 2024.
"Sebelum pelaksanaan OMC, curah hujan tercatat sebesar 17.8 mm pada tanggal 24 Desember. Selama OMC, curah hujan maksimum tercatat sebesar 68 mm, tanpa adanya curah hujan yang melebihi 100 mm," katanya.
Advertisement
Kurangi Intensitas Hujan hingga 38 Persen
Isnawa mengatakan bahwa hasil analisis menunjukkan, OMC berhasil mengurangi intensitas hujan sebesar 38 persen dari prediksi berdasarkan data GSMap dan 28 persen dari prediksi GFS terhadap data penakar curah hujan aktual.
"Ini merupakan pencapaian yang signifikan dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi di wilayah Jakarta," ujarnya.
OMC ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan ketahanan dan keselamatan masyarakat terhadap bencana alam.
Ia berharap keberhasilan ini dapat menjadi langkah awal dalam pengembangan teknologi modifikasi cuaca yang lebih efektif di masa depan.