Liputan6.com, Bandung - Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dilakukan di Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (11/3/2025), diharapkan bisa mengantisipasi bencana banjir dan longsor yang kerap melanda Jawa Barat (Jabar).
Operasi tersebut melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), BMKG, dan TNI AU. Sebanyak 24 ton garam akan ditaburkan melalui pesawat yang dilakukan selama 10 hari. Operasi ini ditargetkan bisa mengurangi intensitas hujan antara 30-60 persen.
Advertisement
Baca Juga
Dorong Reformasi Bidang Pendidikan Kedokteran, Dedi Mulyadi Soroti Kasus Kekerasan Seksual Dokter PPDS Unpad
Program Abdi Nagri Nganjang Ka Warga, Ratusan Warga Periksa Kesehatan Gratis di Rumah Dinas Gubernur Jabar
Kurang dari Sepekan Pelaksanaan, KPU Jabar Desak Pemerintah Tasikmalaya Segera Cairkan Anggaran PSU
Tujuan utama OMC ini mencegah intensitas hujan yang tinggi di kawasan rawan banjir, curah hujan coba dialihkan ke daerah yang lebih aman, seperti laut dan Danau Jatiluhur.
Advertisement
“Tidak menghilangkan hujan tapi diharapkan bisa berkurang intensitasnya,” kata Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto di Bandung.
Di tempat yang sama, Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, menyebut Pemprov Jabar telah melakukan berbagai langkah pencegahan untuk mengurangi dampak bencana. Salah satu langkah konkret, akunya, adalah membenahi tata ruang, khususnya di kawasan Puncak.
Pembenahan tata ruang, aku dia, akan dilakukan di seluruh wilayah Jawa Barat. “Kami berani mengambil tindakan tegas, termasuk pembongkaran bangunan yang menutupi area resapan air," katanya.
"Jika tidak, air yang seharusnya terserap akan langsung mengalir deras ke Cisarua, lalu ke Kali Bekasi, hingga ke Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Jakarta," ujar Dedi Mulyadi.
Kolaborasi dengan TNI
Dikutip dari siaran pers, sebagai langkah lanjutan, Pemdaprov Jabar akan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Mabes TNI AD dan menjajaki kerja sama dengan Mabes TNI AL untuk menjaga kelestarian ekosistem sungai dan laut.
Kolaborasi ini juga melibatkan TNI AU dalam pemantauan udara serta BMKG untuk penguatan teknologi pemantauan bencana.
"Tahun ini, Jawa Barat akan memiliki dua radar cuaca baru, satu di wilayah selatan dan satu di Cekungan Bandung. Selain itu, akan ada alat pendeteksi kualitas udara serta sistem peringatan dini bencana yang lebih canggih," ungkap Dedi Mulyadi.
Gubernur juga menyoroti pentingnya sinkronisasi antara perencanaan berbasis data dengan penganggaran yang tepat sasaran, agar kebijakan mitigasi bencana dapat berjalan lebih efektif.
"Pemerintah sebenarnya memiliki banyak lembaga yang menyediakan data dan pengetahuan. Namun, sering kali perencanaan dan penganggaran masih belum selaras. Ini yang harus kita benahi agar kebijakan pembangunan di Jawa Barat semakin terarah," pungkasnya.
Advertisement
