PDIP Gelar Aksi Sosial di Flores Timur untuk Korban Bencana Gunung Lewotobi

Lewat Perayaan Puncak Natal dan Tahun Baru yang dilaksanakan di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), PDI Perjuangan ingin menebarkan semangat solidaritas serta bela rasa, khususnya terhadap warga yang miskin, tertindas, atau terpinggirkan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 26 Jan 2025, 20:50 WIB
Diterbitkan 26 Jan 2025, 20:11 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di NTT.
Perayaan puncak perayaan Natal Nasional PDIP sengaja dilakukan di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan mengambil tema “Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat”. (Foto: Tim Dokumentasi PDIP).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Lewat Perayaan Puncak Natal dan Tahun Baru yang dilaksanakan di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), PDI Perjuangan ingin menebarkan semangat solidaritas serta bela rasa, khususnya terhadap warga yang miskin, tertindas, atau terpinggirkan.

Salah satu perwujudannya adalah aksi-aksi sosial di Flores Timur, khususnya untuk masyarakat penyintas korban bencana Gunung Lewotobi Laki-laki.

Dalam pidatonya di puncak perayaan di Lapangan Desa Lewolaga, Flores Timur, Minggu (26/1/2025),

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menjelaskan tema Natal kali ini adalah “Menangis dam Tertawa Bersama Rakyat”.

Tema itu diambil karena semua kader PDIP diajarkan oleh Bung Karno dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, tentang berpolitik yang harus turun ke rakyat. Bukan hanya turun, tapi juga harus menyentuh aspek kehidupan masyarakat dan bisa menjadi solusi.

Dan ajaran itu, menurut Hasto, sejalan juga dengan semangat kelahiran Yesus Kristus, didampingi para gembala sebagai cahaya ilahi yang berpihak pada yang miskin.

“Memberikan pertolongan kepada yang terpinggirkan dan yang diperlakukan tidak adil. Karena itulah Natal ini kami persembahkan dengan seluruh solidaritas kami,” kata Hasto.

Terlebih bagi PDIP, lanjut dia, yang mengilhami juga adalah bagaimana Bung Karno sampai harus dibuang di Ende, dijauhkan dari rakyat yang dicintainya. Tetapi justru dalam penderitaannya di Ende itu, Bung Karno menemukan suatu api semangat yang berkobar.

Bahkan dalam kontemplasinya Bung Karno mampu merumuskan Pancasila, yang bukan hanya jadi the way of life. Tetapi diperjuangkan perwujudannya melalui Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non-blok, sehingga mampu menginspirasi kemerdekaan bangsa-bangsa Islam seperti Maroko dan Tunisia.

“Karena itulah bapak ibu dan saudara sekalian, di Flores Timur ini, di tengah-tengah keprihatinan kita akibat meletusnya Gunung Lewotobi, kita menyebarkan semangat bela rasa kita. Kita kembangkan semangat solidaritas persatuan kita bersama untuk memajukan Indonesia Raya kita,” pungkas Hasto.

 

Sejalan

Ketua Panitia Natal My Esti Wijayanti menambahkan, Tema Natal sejalan dengan ajaran Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Yakni bagaimana sukacita natal agar dapat dirasakan semua orang tanpa terkecuali, dalam suasana damai dan harmoni.

“PDI Perjuangan ingin memaknai Natal bukan sekedar perayaan tapi juga simbol harapan dan kebersamaan. Perayaan dapat jadi kesempatan memperjuangkan solidaritas dan empati, untuk sadar pentingnya bebagi kasih dan bergotong royong,” kata My Esti.

Karenanya, rangkaian kegiatan nasional sudah dilaksanakan sejak 22 Januari. My Esti Wijayanti, menjelaskan kegiatan perayaan Natal diisi oleh berbagai kegiatan seni dan kemanusiaan. Secara khusus, aksi-aksi kemanusian dilakukan untuk meringankan korban erupsi Gunung Lewotobi Flores Timur yang ‘bergejolak’ dalam setahun terakhir.

Beberapa aksi yang dilakukan seperti gotong royong merehabilitasi rumah, tempat-tempat ibadah seperti gereja dan masjid, pemeriksaan kesehatan gratis, pemberian obat-obatan, dan trauma healing bagi anak-anak, orang dewasa hingga lanjut usia (lansia).

Kata My Esti, kegiatan kemanusiaan ini sekaligus berbarengan dengan perayaan HUT ke-78 Ketua Umum Prof.Dr.Megawati Soekarnoputri.

“Ibu Megawati menyampaikan pesannya kepada kami tentang berbagi kasih dan meringankan beban sesama yang membutuhkan. Karena Natal bukan sekadar perayaan, tetapi tentang panggilan berbagi kasih, meringankan beban sesama, dan membangun harapan baru,” kata Mu Esty Wijayanti.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya