Liputan6.com, Jakarta - Enam makam Belanda dan dua unit bangku taman di Kebun Raya Bogor rusak tertimpa pohon tumbang.
Vice President PT Mitra Natura Raya (MNR), Andreas F Kindangen mengatakan cuaca ekstrem beberapa hari terakhir ini menyebabkan sejumlah pohon di Kebun Raya Bogor tumbang. Salah satunya di area makam Belanda.
Baca Juga
"Jadi memang terjadi pohon roboh, salah satunya di area makam Belanda akibat anomali cuaca, hujan, dan angin kencang," kata Andreas, dalam keterangannya, Sabtu (8/2/2025).
Advertisement
Ia menerangkan, curah hujan di Kota Bogor sejak periode 5 Januari sampai 20 Januari 2025, relatif tinggi. Hal ini menyebabkan kontur tanah di area perakaran pohon tersebut menjadi lebih lunak. Akibatnya, ketika diterpa angin kencang dan hujan deras pohon itu tumbang.
"Dari hasil mitigasi lapangan dilaporkan bahwa pohon roboh di area makam Belanda, akibat (force majeure) hujan deras dan angin kencang pada 21 Januari 2025 lalu," terangnya.
Andreas menjelaskan dari hasil pemeriksaan lapangan, ditemukan kerusakan terhadap enam makam Belanda dan dua unit bangku taman.
"Kami sebagai mitra pengelola langsung merespon kejadian tersebut dengan melakukan tindakan sesuai prosedur, berkoordinasi dengan pihak terkait. Tentunya kami tidak akan membiarkan hal ini, ada tahapan-tahapan yang kami lakukan untuk memperbaiki area makam tersebut," ujar Andreas.
Pihak MNR juga telah melakukan berbagai langkah, diawali dengan peninjauan lokasi dan koordinasi oleh tim Hortikultura, Facility Management dan Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah (DPKI) BRIN.
Selain itu, dilakukan dokumentasi kerusakan melalui foto dan video. Selanjutnya, dilakukan pemasangan police line di sekeliling area pohon tumbang. Hal ini untuk mengantisipasi pengunjung mendekat ke lokasi kejadian pohon roboh.
Â
Koordinasi
Pihak MNR juga melakukan koordinasi dengan tim terkait perihal agenda perapihan pohon roboh di area makam Belanda. Perapihan dilakukan oleh tim pasca kejadian.
"Kegiatan perapihan dan pemotongan batang pohon serta tajuk yang menimpa bangku taman dan bangunan makam, menutupi akses jalan di makam Belanda hingga kini masih terus dilakukan," ujarnya.
Untuk mencegah kejadian serupa, lanjut Andreas, pihak MNR melakukan pengecekan lanjutan khusus terhadap pohon-pohon daerah makam Belanda. Pihak MNR juga melakukan perawatan dan pemangkasan terhadap pohon yang dinilai berisiko.
"Kami juga melakukan penanganan segera terhadap bangunan makam yang rusak untuk menghindari kerusakan lebih lanjut, mengingat area tersebut sebagai situs cagar budaya yang harus dijaga," kata dia.
Selain itu, melakukan peningkatan pengawasan terhadap area lain yang berisiko tinggi pohon tumbang karena faktor cuaca ekstrim.
Advertisement
