Liputan6.com, Jakarta - Puluhan warga Kampung Cipayung RW 4, Sukmajaya, Depok, melakukan aksi protes di depan pabrik bahan makanan. Aksi protes yang dilakukan warga merupakan buntut dari dugaan pabrik yang membuang limbah di lingkungan, menyebabkan pencemaran lingkungan.
Salah seorang warga, Junaedi mengatakan, aksi protes tersebut merupakan puncak kekesalan warga terhadap pengelola pabrik, membuang limbah di lingkungan warga. Hal itu menyebabkan warga mengalami gangguan kesehatan akibat limbah tersebut.
Advertisement
"Pencemaran ini sudah terjadi sejak beberapa tahun ini, kami di sini mengalami dampaknya," ujar Junaedi saat dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu (12/2/2025).
Advertisement
Bukan tanpa fakta, lanjut Junaedi, warga melihat limbah pabrik mengalir di saluran warga sehingga berdampak pencemaran lingkungan. Akibatnya, limbah tersebut meresap ke dalam tanah dan mencemari air lingkungan masyarakat.
"Air kami tidak bisa di konsumsi dan membuat kami harus membeli air untuk konsumsi," tegas Junaedi.
Junaedi menjelaskan, keluhan warga sudah disampaikan kepada pengurus lingkungan terhadap limbah pabrik di lingkungan. Namun, pengurus lingkungan seakan tidak dapat melakukan tindakan menyampaikan aspirasi warga kepada pengelola pabrik.
"Pengurus lingkungan selalu bilang entar dan nanti, tidak ada progres buat kami yang berakibat pada aksi protes ini," jelas Junaedi.
Â
Kesehatan Masyarakat Terganggu
Padahal, lanjut Junaedi, akibat limbah pabrik membuat kesehatan masyarakat terganggu. Tidak sedikit warga mengeluh dan mengalami gangguan kesehatan atas limbah dari pabrik makanan yang mencemari lingkungan.
"Warga mengalami sesak nafas karena limbah ini selain mencemari lingkungan, juga mengeluarkan bau yang membuat warga sesak nafas," terang Junaedi.
Junaedi menambahkan, limbah pabrik makanan di buang ke warga dilakukan pada malam hari. Limbah yang dibuang ke saluran air berwarna kuning dan hitam.
"Setelah di telusuri ternyata itu air limbah pabrik," ujar Junaedi.
Warga lainnya, Mujiono harus kehilangan keluarganya akibat bau limbah dari pabrik tersebut. Hal itu diakibatkan sakit yang diderita akibat dugaan dampak bau dari limbah pabrik.
"Istri saya meninggal delapan bulan lalu, karena penyakit asma yang dideritanya," kata Mujiono.
Mujiono menuturkan, istrinya sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit asma, namun setelah adanya limbah tersebut membuat istrinya sesak nafas. Usai menjalani pemeriksaan kesehatan, dokter menyatakan istrinya sesak nafas.
"Kami meminta pengelola pabrik untuk menghentikan pembuangan limbah ke warga," tutur Mujiono.
Â
Advertisement
Perwakilan Pengelola Pabrik Temui Warga
Pada aksi tersebut, Perwakilan pengelola pabrik, Danil berusaha menemui warga yang melakukan aksi di depan pabrik. Danil mengapresiasi perhatian dan meminta maaf kepada warga terkait pengelolaan pabriknya.
"Saya juga mohon maaf bapak dan ibu, kami mengganggu warga belakang (sekitar pabrik)," ujar Danil.
Danil mengajak perwakilan warga yang melakukan aksi untuk berdiskusi terkait dampak pabrik terhadap lingkungan warga. Pihaknya meminta perwakilan dari warga untuk berdiskusi pada ruangan meeting pabrik.
"Kami mengundang perwakilan warga, silahkan bapak ibu perwakilannya untuk bisa masuk ke ruangan meeting," pungkas Danil.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)