[VIDEO] Hujan di Riau Belum Hilangkan Bencana Kabut Asap

Selain intensitasnya sangat kecil, guyuran hujan hanya berlangsung dalam tempo relatif singkat.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Jun 2013, 13:05 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2013, 13:05 WIB
asap-riau-130626b.jpg
Hujan yang mulai turun ternyata belum mampu menghentikan bencana kabut asap di kawasan Riau daratan. Selain intensitasnya sangat kecil, guyuran hujan hanya berlangsung dalam tempo relatif singkat.

Dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Rabu (26/6/2013) siang, pemerintah pun telah menyatakan akan menindak perusahaan yang terlibat pembakaran hutan yang merugikan banyak pihak itu.

Berlarutnya bencana yang terpicu aksi pembakaran lahan itu juga membuat pemerintah melipatgandakan jumlah personel pemadam.

Sementara meski kondisi udara yang tidak sehat masih akibat kabut asap yang menyelimuti Riau, warga tetap beraktivitas. Padahal selain memerihkan mata, udara yang tercemar polutan terasa menyesakkan dada saat
dihirup.

Berdasarkan hasil deteksi EOSDIS NASA, terlihat lebih dari seribu titik api yang tersebar di kawasan 57 area perusahaan hutan tanaman industri (HTI). Dari gambar satelit itu, Lembaga Pemerhati Lingkungan Geenomics memastikan titik api sebagian besar berasal dari perkebunan yang berafiliasi dengan grup perusahaan besar yang beroperasi di Riau dan berpusat di Singapura dan Malaysia.

Perihal itu juga dibenarkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya.

"Saat ini terdeteksi bebebrapa perusahaan yang terafiliasi dengan grup perusahaan asal Singapura dan Malaysia, sudah terbukti melakukan pembakaran lahan," kata Balthasar.

Terkait bencana kabut asap itu, sejauh ini Presiden SBY telah meminta maaf dan meminta pengertian Singapura dan Malaysia yang merasakan gangguan asap, dan mengirimkan 5 ribu orang Satgas untuk memadamkan kebakaran hutan di Sumatra.

Selain personel TNI, Satgas pemadam kebakaran juga diperkuat personel Polri, Satpol PP sampai tenaga medis. Pemadaman dilakukan dari darat, udara dan upaya rekayasa cuaca melalui penyemaian hujan buatan. (Tnt/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya