Budi, Gemblong, Karma Tolak Dipindah Jokowi dari Pluit

Tinggal 3 warga bantaran yang menolak keras dipindah. Padahal, Pemprov sudah menyiapkan rusun di Muara Angke, dan Marunda.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 23 Agu 2013, 14:51 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2013, 14:51 WIB
gusur-menolak-130823b.jpg
Normalisasi waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara terus dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. Sekitar 40 persen proyek pengerjaan normalisasi waduk sudah berjalan.

Namun, kendala masih datang. Tinggal 3 warga bantaran yang menolak keras dipindah. Padahal, Pemprov sudah menyiapkan rusun di Muara Angke, dan Marunda.

Penelusuran Liputan6.com, Jumat (23/8/2013), ketiganya merupakan warga Kebun Tebu. Tepatnya berada di sisi Barat Waduk RT 19 RW 17. Ketidakinginan ketiga warga itu dikarenakan memiliki banyak kontrakan di wilayah tersebut. Relokasi tentu akan menghilangkan pendapatan ketiga warga tersebut.

"240 KK (kepala keluarga) sudah menyetujui. Yang nolak itu ada 3 yakni Budi, Gemblong, sama Karma. Yang punya lapak banyak," ungkap Koordinator Pasca-Banjir Waduk Pluit, Heryanto saat ditemui Liputan6.com.

Heryanto akan terus mencoba negoisasi. Pasalnya, normalisasi waduk ini merupakan kepentingan orang banyak guna mengatasi banjir di Ibukota, khusunya Jakarta Utara. Pihaknya juga mengaku akan memfasilitasi warga yang bersiap pindah ke rusun.

"Berjalan terus, penertiban kita terus lanjutkan. Kita siapkan 10 truk untuk angkut barang," pungkas Heryanto.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi mengakui terdapat 3 warga yang menolak direlokasi dari bantaran waduk. "Ada 3 orang yang masih berkeras tidak mau dipindah. Sebagian besar sudah mau, tapi ini rupanya berkeras belum mau," kata Jokowi di Balaikota.

"Jangan ada singgungan, sekecil apapun." (Ism/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya