[VIDEO] Mogok Produksi, Perajin Tahu-Tempe Gelar Sweeping

Puluhan perajin tahu-tempe di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mendatangi tempat-tempat perajin tahu-tempe.

oleh Liputan6 diperbarui 10 Sep 2013, 17:53 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2013, 17:53 WIB
sweeping-kedelai-130910c.jpg

Puluhan perajin tahu-tempe di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mendatangi tempat-tempat perajin tahu-tempe. Aksi sweeping ini terus dilakukan perajin tahu-tempe pada hari kedua mogok produksi.

Seperti tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa (10/9/2013), aksi sweeping ini dilakukan untuk memastikan para perajin tahu-tempe tetap mogok produksi. Mereka sempat menendangi alat-alat produksi tahu.

Kendati dalam aksi sweeping ini tidak ditemukan perajin yang beroperasi, para perajin tahu-tempe ini melanjutkan aksinya dengan aksi teterikal menyiramkan kedelai, sebagai bentuk protes atas ketidakmampuan pemerintah mengendalikan harga kedelai.

Di Bantul, Yogyakarta, aksi mogok produksi tahu-tempe secara nasional ini mengakibatkan tahu-tempe langka di pasaran. Seperti di pasar tradisional Imogiri Bantul, para ibu rumah tangga dan pedagang keliling tak lagi mendapati tahu dan tempe. Sejumlah lapak yang biasa digunakan berjualan tahu-tempe tampak kosong.

Namun di sejumlah tempat, masih ada perajin tahu-tempe yang nekat berproduksi. Seperti perajin tempe di kawasan Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, nekat berproduksi pada hari kedua mogok nasional. Perajin beralasan, pembuatan tempe membutuhkan waktu 3 hari. Sehingga saat aksi mogok nasional selesai, mereka bisa langsung berjualan.

Berbeda dengan perajin tempe di Desa Dapur Kejambon, Jombang, Jawa Timur. Selain tetap berproduksi, mereka juga menyiasati mahalnya harga kedelai dengan cara mencampur kedelai dengan nasi aking. Perbandingannya, 6 kilogram kedelai dioplos dengan 1 kilogram nasi aking. Meski rasanya tidak senikmat tempe kebanyakan, namun perajin tetap bisa berjualan. (Rmn/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya