Kekejaman Terhebat Bagi Mun'im Idries: Misteri Mayat Terpotong 13

"Si pembunuh tak hanya memotong-motong jasad korban secara sistematik, sempat pula menyayat dan mengupas seluruh daging korbannya."

oleh Nadya Isnaeni Panggabean diperbarui 28 Sep 2013, 01:10 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2013, 01:10 WIB
munim-prestasi-1-130927c.jpg
Di antara sekian banyak kasus yang pernah ditangani ahli forensik Abdul Mun'im Idries, ada satu kebengisan terhebat yang mungkin tak pernah bisa dilupakan Mun'im. Kebengisan yang terjadi pada 32 tahun silam itu terangkum dalam buku Indonesia X-Files, karya Mun'im Idries.

Dalam bukunya, Mun'im bercerita tentang 2 dus mencurigakan yang ditemukan di trotoar Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. Dari sanalah kebengisan terhebat berasal. Di dalamnya terdapat 13 potong tulang-belulang beserta kepala, dan 180 sayatan daging bersama isi perut.

Kedua dus itu menyebarkan bau busuk. Namun tak ada yang berani memeriksa isi di dalam dus-dus itu sebelum akhirnya 2 gelandangan mengaisnya. "Semuanya dapat disusun menjadi jasad manusia," demikian tertulis dalam buku Indonesia X-Files.

"Si pembunuh tak hanya memotong-motong jasad korban secara sistematik, sempat pula menyayat dan mengupas seluruh daging dari tulang korbannya!"

Pemeriksaan pun dilakukan. Mun'im menyimpulkan sang korban berusia antara 18 hingga 21 tahun dengan tinggi badan 165 cm, bertubuh tegap dan agak gemuk. Korban juga memiliki beberapa tahi lalat.

Melalui jasad itu, Mun'im juga berhasil mengungkap penyakit sang korban, fimosis. Yakni lubang saluran urine yang sangat sempit di ujung kemaluan yang tak bersunat.

Untuk bisa melakukan kebengisan macam itu bukanlah hal mudah. Kemungkinan pelaku lebih dari 2 orang. "Mengerat tulang dan mengelupasi mayat bukan pekerjaan mudah."

Butuh waktu tak kurang dari 2 jam untuk sebuah tim forensik terlatih melakukan bedah mayat. Karenanya pelaku diduga menghabiskan sekitar 3-4 jam untuk melakukan hal ini. Namun sayang, puluhan tahun berlalu identitas sang korban masih menjadi misteri. (Ndy/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya