Qomar Demokrat: Nanti Jokowi Jadi Tukang Tampung Monyet

Langkah Gubernur Jokowi menertibkan atraksi topeng monyet mendapatkan kritik dari politisi Partai Demokrat Nurul Qomar.

oleh Riski Adam diperbarui 24 Okt 2013, 21:52 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2013, 21:52 WIB
qomar-131024c.jpg

Langkah Gubernur DKI Jakarta Jokowi dengan menertibkan atraksi topeng monyet di pinggir jalan dan membayar uang pengganti sebesar Rp 1 juta per ekor monyet mendapatkan kritik dari politisi Partai Demokrat Nurul Qomar.

Qomar menyatakan tidak setuju dengan langkah Jokowi tersebut. Lantaran menurutnya, hal itu justru dapat melestarikan peternak monyet untuk tujuan dijual kepada pemerintah DKI Jakarta.

"Jangan dibeli monyetnya. Dampaknya nanti banyak orang ternak monyet terus jual monyetnya ke Jokowi. Nanti Jokowi jadi tukang tampung monyet," kata Qomar di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (24/10/2013).

Anggota Komisi X DPR RI ini menjelaskan, seharusnya Pemda DKI membuat paguyuban atau wadah khusus bagi tukang topeng monyet agar terorganisir sehingga tidak beratraksi di sembarang tempat.

"Kalau penertiban ya diorganisir saja supaya tidak mengganggu di jalan-jalan. Sebaiknya ada tim khusus atau Jokowi bisa membuat paguyuban topeng monyet untuk menyatukan mereka," saran Qomar.

Mantan anggota grup lawak Empat Sekawan itu menjelaskan, organisasi atau paguyuban bagi tukang topeng monyet itu justru dapat mengatur tempat-tempat pertunjukan topeng monyet seperti di kawasan wisata maupun tempat hiburan lainnya. Hal ini juga untuk menjaga agar tradisi topeng monyet tidak hilang di masyarakat.

"Itu kan kekayaan kita, dan itu kan kesenian kita, kebudayaan. Sebaiknya, mereka dilokalisir atau ditempatkan di beberapa destinasi wisata," tandas Qomar. (Riz)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya