Jokowi `Nginggris` dan Berpeci Gus Dur, Ahok `Takut`

Untuk pertama kalinya Jokowi pidato 'nginggris'. Jokowi juga mendapat peci warisan Gus Dur. Sementara Ahok mengaku takut. Ah masa sih?

oleh Shi diperbarui 31 Okt 2013, 09:58 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2013, 09:58 WIB
peci-jokowi-ahok-131031b.jpg
Untuk pertama kalinya Jokowi pidato 'nginggris' alias berbahasa Inggris. Jokowi juga mendapat peci warisan Gus Dur. Sementara Ahok mengaku takut. Ah masa sih?

Berikut flashback sepak terjang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi dan Wagub Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada bulan keduabelas memimpin DKI Jakarta dalam kurun waktu 15 September hingga 15 Oktober  2013:

Jokowi mempertemukan Gubernur-Walikota se-ASEAN pada 18 September 2013. 110 Delegasi dari 10 ibukota negara anggota ASEAN hadir dalam pertemuan bertema "ASEAN Goes Local: Contributing to ASEAN Community 2015". Dia juga mengajak Gubernur-Walikota ASEAN keliling Teluk Jakarta.

"Tentunya saya kagum dengan Gubernur Joko Widodo atas inisiatifnya mengundang gubernur se-ASEAN untuk bisa saling kumpul, kerja sama, tukar pikiran, tukar pengalaman dan masalah ibukota," ujar Gubernur Bangkok Sukhumband Paribatra.

Gubernur Phnom Penh, Trac Thai Sieng, menilai Jokowi sebagai sosok visioner. "Dia man of vision. Dia membuka kembali komunikasi di ASEAN. Inisiatifnya itu menjadi pilar untuk melegitimasi komunitas negara ini, di mana ASEAN tidak sekadar konsep," ucapnya.

Dan untuk pertama kalinya, Jokowi pidato bahasa Inggris. "One vision, one identity, one community. That is the motto Southeast Asian Nations, a region with over 600 million people - gave themselves as a guideline and inspiration (Begitulah motto ASEAN, kawasan yang dihuni lebih dari 600 juta orang. Menginspirasi dan memandu kita semua)," ucap Jokowi.

Jokowi meminta Gubernur-Walikota ASEAN jangan picik melihat Pasar Tunggal sebagai masalah rumit yang harus ditangani hanya oleh pemerintah dan pengusaha. "Ini menyiratkan tantangan besar juga bagi kita sebagai pemimpin lokal, sejak Ibukota, kota-kota besar dan wilayah metropolitan di ASEAN memainkan peran kunci di pasar regional," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, Jakarta tak boleh kalah dari ibukota ASEAN lain. Meski demikian Jokowi mengakui Jakarta ketinggalan dari Kuala Lumpur dan Bangkok. Dia pun belajar mengatasi kemacetan dari Gubernur Bangkok Sukhumband Paribatra. Tapi mereka pun belajar dari Jakarta. Sehingga semua saling belajar.

Sebut saja soal pariwisata Bali yang bikin Gubernur Phnom Penh Trac Thai Sieng ngiler. Namun dia juga berbagi tips mengatasi kemacetan kepada Jokowi. Walikota Distrik Barat Daya Singapura Teo Ho Pin siap membagi ilmu hunian vertikal ke Jokowi. Apalagi Singapura sedang mencoba membangun kota bawah tanah. Gubernur Bangkok Sukhumband Paribatra pun siap membantu Jokowi membangun transportasi massal.

Jokowi menyatakan Jakarta siap dengan Pasar Bebas ASEAN. Gubernur Se-ASEAN diajak menggarap pariwisata interkoneksi dan Jokowi membuka kran pertukaran pelajar Jakarta dengan ASEAN. Ada 7 kesepakatan pertemuan Jokowi dengan Gubernur-Walikota se-ASEAN. Cek di sini selengkapnya.

Jokowi dan Walikota Rotterdam, Belanda, Ahmed Aboutaleb membahas pengendalian banjir. Aboutaleb yakin Jokowi bisa mengatasi banjir Jakarta. Jokowi bahkan akan mengirim PNS DKI belajar tata air ke Rotterdam.

Kenapa lama sekali mengurus banjir Jakarta? "Lha wong di Rotterdam saja sampe 200 tahun kok. Ya sebetulnya kalau mau kerja sekenceng-kencengnya bisa 10 sampai 15 tahun. Kebut-kebutan," ujar Jokowi. Dia pun bakal menggandeng UGM dan kampus lain untuk mengatasi banjir Jakarta.

Jakarta juga kedatangan keluarga kerajaan Inggris, The Duke of York atau Pangeran Andrew. Jokowi pun menemui Pangeran Andrew --yang dikabarkan akan menikahi mantan istrinya, Sarah Ferguson-- dan memberikan surat undangan ala kerajaan digulung-gulung.

"Beliau tampaknya surprise sekali. Ya ini baru tak (saya) undang. Yang kita minta itu tadi selain keluarga, juga penjaga kerajaan yang topinya tinggi-tinggi itu lho. Yang ada di Buckingham," ujar Jokowi.

Aksi blusukan Jokowi mendapat sanjungan dari The New York Times edisi 25 September 2013. Jokowi disebutkan tidak sungkan menyambangi warganya. Tak pernah risih dikerumuni. Pun tak merasa jijik berkelana memasuki kawasan kumuh, pasar tradisional, dan lingkungan lain.

Peci Gus Dur

Selain kiprah berskala internasional, Jokowi mendapat kehormatan skala Tanah Air. Dia mendapat warisan berupa peci mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur berwarna coklat yang biasa dikenakan Gus Dur semasa hidupnya. Peci itu diberikan oleh istri mendiang Gus Dur, Sinta Nuriyah.

"Kenapa diberi peci Gus Dur, karena Pak Jokowi dan Gus Dur mirip. Filosofinya sama, 'Gitu aja kok repot' itu sama. Pak Jokowi nggak repot-repot, langsung turun lapangan," ujar Direktur The Wahid Institute, Yenny Wahid, yang juga putri Gus Dur.

Jokowi pun tersenyum lebar menerima warisan itu. "Ini pecinya pas banget. Ini dilihat toh. Pas banget ini," ujar Jokowi sambil menunjukkan peci dengan posisi miring yang ia kenakan. "Gus Dur cerita lucunya banyak. Makanya saya senang ketemu Gus Dur kalau cerita lucu-lucu."

Kok miring pakai pecinya? "Lho memang gimana toh. Ya memang pakainya yang benar seperti itu. Gusdurian seperti itu," cetus Jokowi.

Peci itu bentuk dukungan keluarga Gus Dur untuk pencapresan Jokowi? "Kode apa? Intinya kami memberikan apresiasi atas pencapaian Pak Jokowi selama ini dalam hal toleransi beragama. Jangan pancing-pancinglah," tangkis Yenny Wahid. Jokowi pun mengelak. "Saya itu nggak urusan copras-capres, surva-survei, nggak ada urusan. Tapi nanti kalau salat Jumat pecinya dipakai," ucap Jokowi.

Di balik peci Gus Dur ke Jokowi ternyata ada pesan penting buat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. "Supaya menambah pandangan bahwa semakin banyak jumlah yang dukung Jokowi. Peci itu dipakai di kepala dan itu artinya sesuatu yang serius. Ini pesan untuk seluruh Gus Durian dukung Jokowi," ungkap politisi PDIP Eva Sundari.

Ada yang mendukung, ada juga yang tidak. Seperti mantan Ketua MPR Amien Rais yang juga mantan Ketua Umum PAN. Dia meragukan Jokowi sebagai politisi yang nasionalis. Namun yang pasti ada 'Gus Dur' di tengah Amien Rais dengan Jokowi.

Wacana pencapresan Jokowi pun ramai dibicarakan dunia. Seperti portal berita Australia News.com.au yang menulis judul 'Heavy metal-loving Jakarta governor Joko Widodo tipped for presidency'.

Media Amerika Serikat, Wall Street Journal (WSJ), menyebut Jokowi sebagai The Rising Star Indonesia. Bersamaan dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Walikota Bandung Ridwan Kamil.

Makan di Warteg

Setelah menerima peci Gus Dur, Jokowi 'menggandeng' Mega jalan-jalan meninjau Waduk Pluit. Mega menceritakan jejak Bung Karno di Jakarta kepada Jokowi. Lalu keduanya makan di warteg Pulomas.

"Bu Mega nambah 2 kali!" ujar Jokowi. "Dik Jokowi yang nambah 2 kali. Jangan buka rahasia dapur dong," timpal Megawati. Ehm...kalau soal Jokowi jadi capres bagaimana, Bu Mega? "Tunggu tahun depan ya," sahut Mega.

Ternyata, Jokowi tak hanya mengajak Megawati blusukan, tapi juga anak Presiden ke-5 RI itu, Prananda Prabowo. Jokowi sudah punya cawapres? "Beliau (Mega) itu pengen melihat. Ya, pasti saya antar dong. Saya ajak. 'Bu kalau pas ibu longgar, Sabtu atau Minggu, saya jemput'. Ya, tanya ibu dong, kok tanya saya. Masak dia (Prananda) mau ikut, saya bilang 'Jangan, Bu, jangan'. Apa toh. Ada-ada aja pertanyaannya," ujar Jokowi sembari tersenyum.

Ahok yang membujuk Jokowi nggak nyapres? "Nggak bisalah orang politik dibujuk, emang anak-anak? Ya saya sih pikir misinya juga baik. Saya juga kan ada 'bumper' kan enak juga hehehe," ujar Ahok.

Ahok Takut

Ada pengakuan mengagetkan dari Ahok. Pria berkacamata ini biasanya tampil garang, berwatak keras, meledak-ledak, dan ceplas-ceplos. Siapa nyana kalau ternyata Ahok punya rasa takut.

"Saya sebenarnya juga takut, makanya saya mengasuransikan diri kita. Istri saya pernah bilang, 'kalau kamu mati, berarti saya jadi janda kaya. Memang kamu punya apa?' Ya saya bilang, 'karena tidak ada apa-apa, makanya asuransi, jadi ada sedikit'," ungkap suami Veronica Tan itu.

Ahok pun kerap diteror, sehingga berpesan kepada sang istri. "Saya bilang ke istri saya, 'Kamu enggak perlu khawatir kalau saya mati'. Saya sudah asuransikan. Kamu bisa kaya raya.' Hehehe... Kalau di Jakarta kita takut mati, akan susah. Saya siap-siap saja kalau mati. Tapi kalau mau ribut jangan satu banding satulah. Mendingan satu banding enam, kan lumayan, enggak sendirian matinya. Hahaha..."

Meski demikian Ahok mengaku tidak pernah mendapat ancaman pembunuhan. "Tapi justru itu yang bahaya. Biasanya orang yang mau membunuh tidak pakai ancam-ancaman," ujar Ahok.

Tapi apakah Ahok benar-benar takut? Sebelum sampai pada kesimpulan, simak dulu perseteruannya dengan Mendagri Gamawan Fauzi soal Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli.

Lurah cantik ini kembali didemo karena nonmuslim. Warga Lenteng Agung bahkan sampai membawa bendera kuning untuknya sebagai simbol kematian. Jokowi tidak keberatan, bahkan mempersilakan, meski PDIP memperingatkan Jokowi agar jangan mudah tunduk.

Mendagri kemudian menyarankan Jokowi memindahkan Lurah Susan. Namun Jokowi memilih mengajak warga Lenteng Agung makan siang. Ahok tak kuasa menahan komentar menanggapi saran Mendagri.

"Mendagri harus belajar konstitusi," cetus Ahok. Belakangan, Ahok mengaku ditegur Mendagri. "Sudah ditegur, biasa saja. Hehehe...Tadi dia SMS. Beliau merasa tidak bermaksud seperti itu. Panjang SMS-nya. Soalnya balas membalas SMS-nya. Intinya beliau mengatakan dia mengerti konstitusi. Ini kan beda persepsi. Masa seseorang tidak kamu belain dan jaga, hanya gara-gara sekelompok orang demo," ujar Ahok.

"Kenapa tidak suruh pindahkan Pak SBY yang sering didemo juga? Ya dong. Saya khawatir kinerja Pak SBY juga turun. Karena banyak yang demo kan. Kalau begitu musti diganti juga dong. Kemarin Pak Jokowi juga didemo dari buruh beberapa kali. Saya juga khawatir Pak Jokowi kinerjanya turun. Mungkin lebih cocok dipindahkan ke Merdeka Utara. Nah, supaya jangan sampai Pak Mendagri nanti bilang kami juga harus dipindahkan karena sering didemo, terpaksa pindah ke Medan Merdeka Utara deh. Supaya nggak berani komentar kan," kata Ahok.

Jokowi mengimbuhkan, evaluasi terhadap Lurah Susan dilakukan setelah 6 bulan sesuai ketentuan yang berlaku. Ahok kembali menyindir Mendagri. Perseteruan Ahok dengan Mendagri pun menjadi panjang.

Permintaan Mendagri agar Lurah Susan dipindahkan pun membuat anggota Dewan gerah. "Makanya apa gunanya otonomi daerah? Nggak usah 'cawe-cawe' (ikut campur) urusi rumah tangganya orang. Kalau ada masalah seharusnya dia berbicara dengan Pak Gubernur. Bukannya membuat statement seperti itu," ujar anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.

Lalu bagaimana tanggapan Mendagri disindir Ahok? "Saya memang sedang belajar konstitusi," ujarnya. Jadi tetap ingin Lurah Susan dipindahkan? "Terserah Jokowi saja deh," ucapnya.

Meski telah menjadi polemik, Jokowi menegaskan dirinya tidak mengistimewakan Lurah Susan. "Enggak, kita tidak ada yang istimewa. Tidak ada yang diistimewakan. Lha wong lurahnya juga enggak ada masalah. Lurahnya juga biasa-biasa saja," ujar Jokowi.

Jadi kesimpulannya Ahok takut atau tidak? Hmmm... silakan simpulkan sendiri.

Gol

Soal proyek, Jokowi-Ahok pada masa kerja bulan keduabelas punya beberapa gol. Meski tak mudah menggapainya, harus melalui lika-liku yang njelimet, akhirnya bikin skor juga.

Warga Waduk Ria Rio, Jakarta Timur awalnya menolak direlokasi ke Rusun Pinus Elok. Ahok yang mengaku tidak sabaran menghadapinya, menyerahkan masalah ini kepada Jokowi. "Aku orangnya nggak sabar. Pak Gubernur kan lebih alus. Nanti saya salah ngomong lagi," ujar Ahok.

Ahok berang lantaran warga meminta kompensasi Rp 5 juta. Padahal sudah ada kesepakatan Rp 1 juta. "Udah pakai hati kan? Tapi warga mau makan hati, minta ampela," kesal Ahok.

Jokowi kemudian menemui warga Ria Rio dan menegaskan Oktober harus pindah ke rusun. Warga kemudian menanyakan teknis relokasi dan janji Jokowi mempertemukan dengan PT Pulomas Jaya merundingkan uang kompensasi. Meski warga menolak pindah, penggusuran terus dilakukan.

4 Undangan berunding, warga cuma sekali datang. Jokowi kemudian meresmikan pembangunan Taman Waduk Ria Rio. Lalu mengundang warga makan siang di Balaikota. Memaparkan berbagai fasilitas di rusun. "Ada amphitheatre," bujuk Jokowi.

Lobi makan siang ala Jokowi membuahkan hasil. Warga yang semula menolak jadi ngebet pindah. Satpol PP pun membantu warga pindah ke rusun. "Relokasi warga Ria Rio ke Rusun Pinus Elok rampung!" klaim Jokowi senang.

Jokowi juga dengan bangga menyatakan, "MRT sudah sah!" Mengenakan helm proyek, Jokowi meresmikan dimulainya pembangunan MRT di kawasan Dukuh Atas, Setia Budi, Jakarta Pusat, Kamis 10 Oktober 2013.

"24 Tahun warga Jakarta mimpi punya MRT, sekarang saatnya," ucap Jokowi. Meski pembangunan MRT bikin macet, Jokowi siap dicaci warga. Bakal dilakukan rekayasa lalu lintas akibat proyek ini. Dengan adanya MRT, Dukuh Atas akan menjadi Pusat Transportasi Massal Jakarta. (Sss/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya