Sejak menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama menerapkan transparansi dalam pemerintahannya. Oleh karena itu, Humas adalah media untuk menyebarkan keterbukaan Pemprov DKI Jakarta, bukan digunakan untuk pencitraan kepala daerahnya.
"Pak Jokowi memberi pesan yang sangat baik kepada Humas 'Anda tidak perlu menciptakan sesuatu untuk kami supaya terpilih kembali. Anda cuma perlu menyampaikan kepada warga DKI ini fakta'," ujar Wagub yang akrab disapa Ahok itu di Balai Kartini, Kamis (5/12/2013).
Mantan bupati Belitung Timur itu mengatakan, dia dan Jokowi hanya ingin warga DKI mengerti program-program apa saja yang sedang Pemprov lakukan. Di sini lah fungsi Humas berperan secara transparan agar rakyat percaya bahwa yang pemerintah lakukan benar-benar untuk memenuhi otak, perut, dan dompet warga.
Pria yang kerap disapa Ahok ini menyatakan, fungsi kehumasan, akan berhasil kalau lembaga pemerintahan berani transparan dan jujur. Kejujuran akan membangkitkan kepercayaan. Ketika rakyat sudah percaya terhadap pemerintah maka semua urusan pasti dapat terselesaikan.
"Misalnya Pak Jokowi karena beliau ngomong apa adanya, tidak ditutup-tutupi, rakyat percaya. Kami juga ada salahnya, tapi orang percaya. Kalau ada hal-hal yang bisa membuat orang dirugikan, Humas jangan keluarkan. Tapi walaupun merugikan kursi pemimpin, namun bermanfaat, ya keluarkan. Itu prinsip Pak Jokowi dan saya di DKI," kata Ahok.
Selain Humas Pemrov DKI, politisi Partai Gerindra itu juga berterima kasih kepada media terutama media online yang dianggapnya ikut membantu menyosialisasikan program-program DKI. Bahkan menurutnya sangat luar biasa, ketika berita mengenai Jokowi bisa mencapai 5.000 per bulan, dan dirinya sekitar 2.500 berita online per bulan.
"Kita juga terima kasih pada media yang bantu kami, berita online sangat luar biasa ya. Ada respons balik. Kita selalu evaluasi. Istilah kerennya kami menjadi showcase untuk melawan stigma bahwa tidak ada pejabat yang jujur, tidak ada yang mau melayani, tidak ada yang mau berkorban," tukas Ahok. (Mvi/Mut)
"Pak Jokowi memberi pesan yang sangat baik kepada Humas 'Anda tidak perlu menciptakan sesuatu untuk kami supaya terpilih kembali. Anda cuma perlu menyampaikan kepada warga DKI ini fakta'," ujar Wagub yang akrab disapa Ahok itu di Balai Kartini, Kamis (5/12/2013).
Mantan bupati Belitung Timur itu mengatakan, dia dan Jokowi hanya ingin warga DKI mengerti program-program apa saja yang sedang Pemprov lakukan. Di sini lah fungsi Humas berperan secara transparan agar rakyat percaya bahwa yang pemerintah lakukan benar-benar untuk memenuhi otak, perut, dan dompet warga.
Pria yang kerap disapa Ahok ini menyatakan, fungsi kehumasan, akan berhasil kalau lembaga pemerintahan berani transparan dan jujur. Kejujuran akan membangkitkan kepercayaan. Ketika rakyat sudah percaya terhadap pemerintah maka semua urusan pasti dapat terselesaikan.
"Misalnya Pak Jokowi karena beliau ngomong apa adanya, tidak ditutup-tutupi, rakyat percaya. Kami juga ada salahnya, tapi orang percaya. Kalau ada hal-hal yang bisa membuat orang dirugikan, Humas jangan keluarkan. Tapi walaupun merugikan kursi pemimpin, namun bermanfaat, ya keluarkan. Itu prinsip Pak Jokowi dan saya di DKI," kata Ahok.
Selain Humas Pemrov DKI, politisi Partai Gerindra itu juga berterima kasih kepada media terutama media online yang dianggapnya ikut membantu menyosialisasikan program-program DKI. Bahkan menurutnya sangat luar biasa, ketika berita mengenai Jokowi bisa mencapai 5.000 per bulan, dan dirinya sekitar 2.500 berita online per bulan.
"Kita juga terima kasih pada media yang bantu kami, berita online sangat luar biasa ya. Ada respons balik. Kita selalu evaluasi. Istilah kerennya kami menjadi showcase untuk melawan stigma bahwa tidak ada pejabat yang jujur, tidak ada yang mau melayani, tidak ada yang mau berkorban," tukas Ahok. (Mvi/Mut)