Kisah Wali yang Berdoa Minta Rezeki Tanpa Bekerja, Diceritakan Gus Baha dari Kitab Al-Hikam

Gus Baha menceritakan pengalaman lucu sekaligus penuh hikmah tentang seorang wali yang ingin mendapat rezeki tanpa harus bekerja. Kisah ini masyhur yang berasal dari Kitab Al-Hikam, kitab tasawuf karya Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Athaillah As-Sakandari.

oleh Liputan6.com Diperbarui 11 Apr 2025, 03:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2025, 03:30 WIB
Gus Baha 1
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang bermimpi mendapat rezeki tanpa perlu bersusah payah. Keinginan seperti ini terkadang muncul dari kelelahan bekerja atau harapan akan keajaiban. Namun, apakah rezeki tanpa usaha memang bisa terjadi?

Pertanyaan ini tak hanya mengemuka di tengah masyarakat biasa, tapi juga menjadi bahan perenungan di kalangan para santri dan pencari ilmu. Dalam ajaran Islam sendiri, konsep rezeki sudah diatur sedemikian rupa, dan setiap bentuk pencarian rezeki selalu terkait erat dengan usaha atau ikhtiar.

Ada satu kisah menarik yang disampaikan oleh seorang ulama kharismatik asal Narukan Rembang , KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha.

Dia menceritakan pengalaman lucu sekaligus penuh hikmah tentang seorang wali yang ingin mendapat rezeki tanpa harus bekerja. Kisah ini masyhur yang berasal dari Kitab Al-Hikam, kitab tasawuf karya Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Athaillah As-Sakandari

Dalam ceramahnya, Gus Baha menjelaskan bahwa ada seorang wali yang kesehariannya bekerja sebagai hammal, yakni tukang panggul barang di pasar. Meski statusnya seorang wali, ia tetap mengais rezeki dengan memikul beban berat demi sesuap nasi.

Kisah ini disampaikan Gus Baha dalam sebuah video yang dirangkum dari tayangan kanal YouTube @NUOnlineID. Ceramah tersebut tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang pentingnya ikhtiar dalam hidup.

Dalam cerita itu, wali tersebut mulai merasa jenuh bekerja. Ia merasa bahwa sebagai seorang wali, hidupnya harus diisi dengan ibadah, bukan mengangkut barang di pasar. Maka ia pun berdoa kepada Allah, agar diberikan rezeki tanpa harus bekerja lagi.

"Ya Allah, saya ini wali-Mu. Saya ingin ibadah saja. Beri saya rezeki tanpa harus bekerja," kata Gus Baha menirukan doa wali tersebut. Niatnya mungkin baik, tapi cara meminta rezekinya yang kemudian berujung tak terduga.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Efek Doa Tak Mau Kerja Tapi Dapat Makan

Kuli Panggul Cintanya Mantul
ilustrasi kuli panggul. (Dok Diwangkara Film)... Selengkapnya

Singkat cerita, setelah berdoa demikian, wali itu tiba-tiba ditangkap orang karena dicurigai sebagai maling. Padahal ia tidak mencuri. Ia kemudian dipenjara dan harus menjalani hari-hari di balik jeruji besi.

Di penjara, setiap pagi dan sore ia mendapatkan jatah makan secara gratis. Tidak perlu bekerja, tidak perlu memikul barang, dan tidak perlu mencari uang. Semuanya sudah tersedia, tanpa usaha apa pun.

Akhirnya, wali tersebut merenung dan kembali berdoa. "Ya Allah, kenapa jadinya begini?" tanya wali itu kepada Tuhannya. Dalam hatinya terbesit jawaban, bahwa permintaannya untuk mendapat rezeki tanpa usaha sudah terkabulkan.

"Dikasih rezeki tanpa kerja ya akhirnya di penjara," ujar Gus Baha disambut gelak tawa para jamaah yang mendengarkan. Kisah ini kemudian menjadi pelajaran berharga, bahwa setiap doa memiliki konsekuensi yang harus dipertimbangkan.

Menurut Gus Baha, sejak peristiwa itu, para wali pun menjadi lebih berhati-hati dalam berdoa. Sebab jika salah niat atau salah ungkap, bisa jadi akibatnya justru di luar dugaan. Termasuk jika berdoa agar menjadi seorang wali.

"Gara-gara itu, para wali nggak berani lagi minta rezeki tanpa kerja. Salah dikit malah celaka," kata Gus Baha. Ia juga menyisipkan humor tambahan tentang efek menjadi wali yang kadang punya istri cerewet, sebagai 'paket lengkap'.

Jangan Sampai Salah Berdoa

Ilustrasi doa, ibadah, muslim, Islam
Ilustrasi doa. (Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash)... Selengkapnya

Cerita Gus Baha ini mencerminkan bahwa dalam Islam, rezeki memang sudah dijamin, tapi tetap harus diiringi dengan usaha. Tidak ada anjuran untuk bermalas-malasan hanya karena merasa Allah akan mencukupi segala kebutuhan.

Kisah ini juga menjadi teguran halus bagi mereka yang ingin hidup enak tanpa usaha. Sebab bahkan seorang wali pun tetap memilih menjadi tukang panggul barang daripada berharap rezeki datang tanpa ikhtiar.

Lebih jauh, Gus Baha ingin menunjukkan bahwa kemuliaan seseorang tidak ditentukan dari jenis pekerjaannya, tetapi dari keikhlasan dan cara pandangnya terhadap hidup dan ibadah.

"Jadi hammal itu bukan aib, justru mulia kalau niatnya karena Allah. Jangan malah minder," jelasnya sambil menegaskan pentingnya menghargai profesi apapun yang halal.

Dari cerita ini, para pendengar diajak untuk tidak terjebak dalam angan-angan yang kosong. Realitas kehidupan menuntut keseimbangan antara doa dan kerja keras, antara tawakal dan usaha nyata.

Humor dalam kisah ini tidak meniadakan esensinya, justru memperkuat pesan moral bahwa Allah Maha Mendengar, namun manusia harus memahami cara berdoa yang tepat dan bertanggung jawab.

Cerita tentang wali yang ingin rezeki tanpa kerja itu bisa jadi cermin bagi siapa saja. Apakah niat kita lurus? Apakah doa kita penuh harap atau sekadar menghindar dari tanggung jawab?

Melalui gaya ceramah yang santai, Gus Baha berhasil mengajak para jamaah untuk berpikir ulang tentang konsep rezeki dan pentingnya ikhtiar. Kisah itu membekas karena dekat dengan realitas.

Akhirnya, dari cerita seorang hammal yang sempat salah berdoa, umat Islam bisa mengambil pelajaran bahwa kerja keras bukan sekadar keharusan, tetapi bentuk ibadah itu sendiri.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya