Akhir Hidup `Jagal di Beirut`

Pada 2006, dia mengalami koma setelah terkena stroke. Sejak itu, politisi Partai Likud tersebut terus berada dalam kondisi vegetatif.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Jan 2014, 00:01 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2014, 00:01 WIB
ariel-sharon-140112c.jpg
Ajal akhirnya menghampiri Ariel Sharon. Setelah 8 tahun koma, mantan perdana menteri Israel itu tutup usia pada umur 85 tahun.

Sharon mengembuskan napas terakhir pada Sabtu 11 Januari 2014 karena gagal jantung. Pada 2006, dia mengalami koma setelah terkena stroke. Sejak itu, politisi Partai Likud tersebut terus berada dalam kondisi vegetatif.

Pemimpin dunia menyampaikan bela sungkawanya atas kematian Sharon. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersedih hati karena kepergian Sharon. "Ingatan tentangnya akan selalu ada di hati bangsa ini selamanya," ujar Netanyahu.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengirimkan pernyataan belasungkawanya untuk Israel. Begitu pun dengan Presiden Prancis Francois Hollande, Perdana Menteri Inggris David Cameron, Sekretaris Jenderal Ban Ki Moon, dan lainnya.

Belum ada komentar dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengenai kematian tokoh Israel itu. Namun suara lain terlontar dari pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Khalil Al Hayya. Baginya, Sharon adalah penyebab kehancuran beberapa generasi di Palestina.

"Kami akan mengingat Ariel Sharon sebagai pembunuh, penghancur, dan penyebab penderitaan selama beberapa generasi di Palestina," kecam Khalil, seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Sabtu (11/1/2014).

Wafatnya Sharon menjadi momen penting bagi warga Palestina untuk merayakannya. Sejumlah warga bersorak-sorai dan membagi-bagikan permen kepada warga lain sebagai wujud perayaan mantan PM Israel itu.

Ada pula, seperti dimuat Haaretz, Minggu (12/1/2014), warga berdoa agar Sharon mendapat hukuman setimpal di akhirat atas kejahatan yang ia lakukan terhadap Palestina.

"Sharon mati! Semoga Tuhan menyiksanya. Kita harus merayakannya," kata seorang perempuan 63 tahun bernama Samia.

Di permukiman gaza, warga Palestina berkumpul di jalan utama merayakan perginya Ariel Sharon. "Sharon, enyahlah kau ke neraka!" seru warga Palestina.

Jutaan manusia juga mengingat pria yang lahir dengan nama Ariel Scheinermann ini sebagai 'Jagal di Beirut'. Nama itu disematkan kepada Sharon terkait pembantaian pengungsi di Lebanon pada 1982.

Kala itu, lebih dari 3.500 orang Palestina tewas dibantai di Sabra dan Shatila. Sharon diduga sebagai otak di balik pembantaian tersebut. Namun, Sharon yang kemudian menjadi menteri pertahanan Israel menolak bertanggung jawab.

Komisi Kahan--sebuah komisi yang dibentuk Israel untuk menyelidiki pembantaian di Sabra dan Shatila--menyatakan Sharon tidak terlibat langsung dalam pembantaian itu. Kontroversi ini membuat Sharon mundur sebagai menteri pertahanan pada 1983.

Sebutan lain untuk Sharon adalah 'The Buldozer'. Nama ini tersemat karena di militer dia dikenal keras kepala dan 'kebandelannya'. Sebutan itu juga diberikan karena memang sosok Sharon yang tinggi besar.

Tinggi Sharon memang 5 kaki 6 inchi dan beratnya sekitar 230 pounds. Selain itu juga karena otokrasi yang menjadi gaya politiknya.

Di dunia politik, Sharon dikenal dengan sebutan 'elang Israel'. Dia menjadi pemimpin partai sayap kanan Israel, Likud, dan terpilih sebagai perdana menteri pada 2001.

Warga Israel, terutama pendukung Likud, meratapi kepergian Sharon. Pria kelahiran Kfar Malal pada 26 Februari 1928 merupakan sebagai salah satu founding father atau pendiri Israel. Sharon juga pernah bercokol di banyak pos penting Israel.

Sharon menjadi pendorong pembangunan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada 1990. Tahun itu memang menjadi ingar-bingar pendudukan sejak mengambiol alih wilayah itu pada 1967.

Pada 2005, Sharon memerintahkan penarikan pendudukannya dari Gaza dan sebagian wilayah Tepi Barat. Ini menyebabkan pergolakan di dalam negeri Israel.

Sharon lahir dari keluarga kelas menengah. Orangtuanya merupakan imigran dari Rusia. Dia bergabung dengan tentara bawah tanah Yahudi sejak usia 14 tahun. 6 tahun kemudian, dia terlibat dalam perang 1948. Lantas dia masuk ke militer Israel.

Mendiang akan dimakamkan pada Senin 13 Januari petang, di Gurun Negev, kawasan peternakannya di Israel selatan.

Sebelum pemakaman, upacara kenegaraan akan digelar pada Senin pagi, sekitar pukul 09.30 waktu setempat. Pejabat dunia bakal hadir, seperti Wakil Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya