Bangun Kembali Kepercayaan dalam Hubungan Lewat 3 Cara

Pernah merusak kepercayaan orang bukanlah sesuatu yang mudah diselesaikan, tetapi tidak menutup harapan Anda untuk memperbaikinya.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Okt 2021, 17:00 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi teman, sahabat, kepercayaan
Ilustrasi teman, sahabat, kepercayaan. (Photo by Hannah Busing on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Dampak dari ketidakpercayaan akan mengakibatkan rasa curiga dan pikiran negatif berlebih. Bagi yang mungkin mengalami trauma dalam hal kepercayaan tampaknya akan mustahil untuk memberi kesempatan pada diri untuk mempercayai orang lagi.

Sebaliknya, jika Anda menjadi faktor utama rusaknya sebuah kepercayaan, jangan merasa takut atau rendah diri karena harapan untuk bisa dipercayai lagi tidaklah sepenuhnya tertutup.

Secara definisi, kepercayaan adalah kesediaan untuk memberi perhatian/kasih sayang kepada orang lain.

Melansir dari CNN Health, Kamis (21/10/2021), pada dasarnya, pengertian dari kepercayaan masih bersifat abstrak.

Menurut profesor sosiolog Universitas Stanford California Ray Lyman Wilbur memaparkan bahwa kepercayaan adalah dorongan intuisi yang diberikan dalam sebuah hubungan.

Tingkat kepercayaan tertinggi dapat diketahui dari kemauan orang untuk mengandalkan Anda bertindak atas nama atau kepentingan mereka. Bahkan ketika Anda memiliki kesempatan untuk mengambil keuntungan/membahayakan mereka.

“Kepercayaan dapat dengan mudahnya melakukan kolaborasi dan kerja sama,” tambah Profesor Tippie College of Business di Universitas Iowa Michele Williams.

Michele membagi fondasi kepercayaan menjadi tiga bagian, yaitu menyelesaikan tugas apa pun yang telah dipercayakan kepada Anda, melakukan perawatan/perlindungan orang lain, dan integritas. 

Ketika suatu waktu Anda merusak kepercayaan tersebut, orang mungkin akan sulit untuk melihat Anda sama seperti sebelumnya.

Pertanyaan-pertanyaan yang cenderung mencurigakan akan dilontarkan untuk menghindari kerusakan kepercayaan yang sebelumnya.

Permasalahan ini tidak hanya terjadi di dalam hubungan antar rekan kerja saja, tetapi bisa dalam hubungan pasangan atau keluarga.

Menurut terapis pernikahan Klaundra Jackson, masalah ini jika terjadi dalam hubungan pasangan akan merusak emosional dan fisik antara kedua belah pihak.

Sementara itu, dalam dunia kerja, kerugian yang dialami adalah hilangnya hubungan baik atau pertemanan yang sudah dijalin karena berusaha untuk saling menghindari dan mencegah penyelesaian ketidakpercayaan.

 

 

Meminta Maaf dan Berempati

Ilustrasi kata-kata, minta maaf
Ilustrasi kata-kata, minta maaf. (Photo by Brett Jordan on Unsplash)

“Jika Anda menyesal dan meminta maaf, ketahui terlebih dahulu orang yang berbeda memiliki jenis dan perlakuan permintaan maaf yang juga berbeda,” jelas terapis pernikahan Darlene Lancer.

Ada beberapa orang yang tidak peduli alasan dan hanya ingin mendengarkan kata ‘maaf’ saja. Namun, ada juga yang ingin didengarkan, dipahami perasaannya, sedangkan jenis lainnya ingin diberikan tindakan dan tidak terlalu peduli pada kata-kata.

"Seringkali ketika orang menuduh Anda tidak dapat dipercaya, respons Anda adalah membela diri dan menunjukkan niat baik Anda dibandingkan mendengar mereka, empati itu sangat penting," jelas Michele.

Mendengarkan dengan seksama merupakan tindakan siap untuk merespons lawan bicara. Ini bisa jadi solusi untuk membangun kembali kepercayaan. Jika Anda menyakiti pasangan, tanyakan apa yang membuatnya marah dan mengapa itu menyakitkan.

Fokuskan perhatian dan waktu yang dimiliki untuk mendengarkan tanpa menyela, lalu ajukan pertanyaan untuk melakukan konfirmasi terkait perasaan dan pikiran pasangan. Setelah lawan bicara selesai, Adda bisa berbagi dan merespons sesuai dengan sudut pandang Anda.

 

 

Melangkah Maju

Pasangan bertengkar
Ilustrasi pasangan bertengkar (iStockpohoto/GeorgeRudy)

Meminta maaf merupakan tindakan yang tepat untuk dilakukan saat berbuat salah, tetapi tidak bisa dijadikan sebagai jurus pamungkas untuk menghilangkan seluruh kesalahan yang sudah Anda perbuat

“Idealnya jika kepercayaan dirusak, mereka membangun benteng yang tidak mudah. Jadi, respons angkuh akan diberikan jika mereka melihat Anda sebagai orang yang dapat berbahaya bagi mereka,” tambah Michele.

Solusinya adalah secara konsisten mempertahankan hubungan untuk menunjukkan Anda dapat dipercaya kembali dan tidak akan mengulang atau membahayakan orang lain atas perlakuan Anda di masa mendatang.

Menurut Michele, untuk seseorang kembali percaya bahwa usaha Anda benar-benar tulus membutuhkan waktu, jadi jangan menyerah terlalu cepat. Dibutuhkan konsistensi untuk menunjukkan Anda benar-benar serius.

Perlu juga digarisbawahi bahwa orang yang Anda sakiti/kecewakan tidak harus memaafkan atau memercayai Anda lagi bila orang tersebut tidak mau. Setidaknya Anda sudah melakukan peran dan tindakan yang tepat (dengan meminta maaf) dan merasa bersalah.

Berusaha Percaya Lagi

“Membangun kembali kepercayaan bisa menjadi jalan yang panjang. Ini mungkin salah satu hal tersulit yang harus dialami kebanyakan orang, karena sangat memakan waktu," tegas Jackson.

Apabila Anda mendapatkan kode dalam tanda kutip untuk membangun kembali kepercayaan Anda, bersikaplah terbuka untuk mempertimbangkan kembali sudut pandang lawan bicara Anda dalam mengatasi permasalahan.

“Anggap orang tersebut sebagai seseorang yang telah melakukan kesalahan, bukan pelaku yang niatnya hanya untuk menyakiti,” tegas Michele.

Reporter: Caroline Saskia

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya