Angklung Mendunia, Pecahkan Rekor MURI Dimainkan 10 Ribu Orang di 50 Negara

Angklung telah diakui UNESCO PBB sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Nov 2021, 20:20 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2021, 20:20 WIB
Angklung
Acara “Angklung Mendunia”, dengan tema “Lestarikan, Giatkan, dan Generasikan Angklung Mendunia”, pada 8 November 2021 di Museum Satriamandala, Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta Kini setiap tanggal 16 November diperingati sebagai Hari Angklung Sedunia. Angklung merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia dan menjadi kebanggaan tersendiri karena menjadi identitasnya di mata dunia.

Angklung juga telah diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia sejak 16 November 2010.

Dalam rangka menyambut Hari Angklung Sedunia dan melestarikan warisan budaya Indonesia serta menduniakan angklung, digelar kegiatan “Angklung Mendunia”, dengan tema “Lestarikan, Giatkan, dan Generasikan Angklung Mendunia”, pada 8 November 2021 di Museum Satriamandala, Jakarta.

Acara yang disiarkan secara live streaming melalui kanal YouTube ini digelar Dharma Pertiwi bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementerian Koperasi dan UKM , Kementerian Perdagangan, OASE Kabinet Kerja, Dekranas, dan LaDara.

Ibu Negara, Iriana Joko Widodo membuka dan meresmikan acara ini. Dalam sambutannya, dia menyampaikan agar peringatan hari angklung sedunia tahun ini bisa dijadikan momentum untuk membangkitkan kecintaan dan kepedulian kepada angklung, dan mengajak untuk memainkan kembali angklung di berbagai acara di Indonesia dan di berbagai belahan dunia.

“Semoga keindahan alunan suara angklung membuat Indonesia semakin dikenal di seluruh dunia semoga kebudayaan Indonesia juga semakin lestari, berkembang, dan semakin maju,” ujar dia dalam sambutannya.

Ketua Umum Dharma Pertiwi, Nanny Hadi Tjahjanto, mengatakan saat ini kemajuan dan perkembangan angklung tidak seimbang dengan kaum muda, minimnya regenerasi para seniman angklung menjadi jumlah mereka menjadi makin lama makin sedikit dan didominasi oleh kaum tua.

Ini merupakan tugas bersama untuk mewariskan kepada generasi muda dan mengajak untuk terus senantiasa berkarya dan menjaga kelestarian karya bangsa ini.

“Budaya merupakan sebuah citra dan identitas dan sebuah bangsa, maka itu banggalah memiliki budaya yang beraneka ragam”, tambahnya.

Hadir juga secara virtual untuk memberikan sambutan motivasi beberapa tokoh nasional diantaranya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.

“Kami mengharapkan dan mendorong partisipasi rekan-rekan media untuk turut meliput kegiatan angklung mendunia oleh dharma pertiwi, agar gema suara angklung dapat semakin luas diperdengarkan di seluruh penjuru nusantara dan di dunia,” himbau Menteri Johnny.

 

 

 

Rekor Muri

Angklung Dogdog Lojor
(dok. warisanbudaya.kemdikbud.go.id)

Acara juga diisi dengan dialog interaktif antara Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Amerika Serikat, Popy Rufaidah.Kemudian Duta Besar / Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Ismunandar.

Serta Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, Hilmar Farid, yang hadir secara virtual melalui zoom dengan Ketua Saung Angklung Mang Udjo, Taufik Udjo.

Dalam kesempatan tersebut Kang Udjo menyampaikan rasa terima kasih kepada Popy, Ismunandar dan Hilmar serta semua pihak yang memberikan perhatian dan apresiasi kepada Saung Angklung khususnya dan seni angklung pada umumnya sehingga beberapa ekosistem angklung kembali hidup.

Acara juga dimeriahkan dengan atraksi bermain angklung bersama yang diikuti lebih dari 10.000 peserta yang tersebar di lima benua di seluruh dunia secara online dan offline yang dipandu Teh Amel yang merupakan generasi ketiga dari Saung Angklung Udjo dan putri dari Kang Udjo dan juga Conductor & Music Director House of Angklung Washington DC, Tricia Sumarijanto.

Atraksi tersebut berhasil memecahkan rekor dunia MURI yang disampaikan secara virtual oleh Founder MURI, Prof. Dr. (H.C.). K.P. Jaya Suprana. Menurut Jaya, ini suatu rekor yang menggelorakan semangat kebanggaan nasional yang patut kami apresiasi.

“Dengan ini Museum Rekor Dunia Indonesia dengan bangga dan penuh rasa hormat mengukuhkan kegiatan hari ini tidak hanya sebagai rekor di Indonesia namun juga sebagai rekor dunia!”, tutur Jaya seraya mengukuhkan rekor dunia “Memainkan Angklung Secara Serempak di 50 Negara di 5 Benua Secara Online dan Offline” kepada Dharma Pertiwi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya