Pindad Siapkan Versi Sipil dari 'Humvee' Komodo

Kemampuan yang andal dan desain yang gagah, mobil yang menyerupai kendaraan tempur Humvee milik Amerika Serikat ini begitu diminati.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 10 Mei 2015, 06:08 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2015, 06:08 WIB
Pindad Siapkan Versi Sipil dari 'Humvee' Komodo
Kemampuan yang handal dan desain yang gagah, mobil yang menyerupai kendaraan tempur Humvee milik Amerika Serikat ini begitu diminati.

Liputan6.com, Bandung - Indonesia diketahui memiliki kendaraan taktis yang cukup andal. Kendaraan tempur yang dibuat oleh PT Pindad (Persero) itu dinamakan Komodo.

Karena memiliki kemampuan yang andal dan desain yang gagah, mobil yang menyerupai kendaraan tempur Humvee milik Amerika Serikat ini begitu diminati masyarakat Indonesia. Bahkan permintaan versi sipil dari 'Humvee' Komodo diakui Pindad sudah banyak.

"Kebanyakan (peminta) suka karena menganggap Komodo desainnya gagah. Jadi konsumen yang senang off road dan ingin merasakan military looks dari Komodo kami memang sedang siapkan," terang Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim saat berbincang dengan Liputan6.com di kantor pusat Pindad di Bandung, Jawa Barat.

Meski tengah mempersiapkan segala hal menyangkut Komodo sipil, Simly menyatakan rencana tersebut bukan sebagai suatu upaya baru untuk masuk ke dalam wilayah yang sebenarnya bukan 'teritori' PT Pindad.

"Kecuali kalau kita diberikan tugas dan diberikan beberapa hal untuk mendukung jalannya program mobil nasional. Pasalnya hal tersebut tidak sederhana, itu cukup kompleks dan belum tentu konsumen (dalam skala ekonomis) menginginkan," ujarnya.

Lebih lanjut Silmy mengatakan untuk Komodo sipil bagian eksteriornya tidak perlu menggunakan plat anti peluru begitu juga kacanya. Selain itu, banyak yang meminta ukuran tubuhnya sedikit dikecilkan, karena dimensi Komodo saat ini sangat besar.

Pindad menyatakan keseriusan dan kemampuannya dalam memproduksi 'Humvee' Komodo, namun semua itu kembali lagi kepada market dari kendaraan itu sendiri.

"Seandainya potensinya kecil, mending tidak usah (produksi massal), tetapi kalau memang ada jaminan dari market yang konstan serta cukup kompetitif, kenapa tidak," pungkasnya.

(ian/sts)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya