Efek Brexit, GM Siap Hengkang dari Inggris

GM ingin menghindari tingginya pajak kendaraan di Uni Eropa pasca-Brexit.

oleh Yongki Sanjaya diperbarui 19 Jul 2016, 14:08 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2016, 14:08 WIB
Vauxhall Astra
foto: Autoevolution... Selengkapnya

Liputan6.com, London - Upaya Inggris melepaskan diri dari bagian Uni Eropa beruntut panjang pada industri otomotif. Beberapa pabrikan menyatakan bakal hengkang dari Inggris apabila negara monarki tersebut resmi keluar dari Uni Eropa.

Salah satu pabrikan yang siap cabut dari Inggris adalah General Motors. Pabrikan asal Amerika Serikat ini telah berinvestasi secara signifikan dengan membangun dua fasilitas produksi di Inggris.

Dilansir Autoevolution, GM memilih hengkang untuk menghindari tingginya pajak penjualan mobil di Uni Eropa. GM bakal menutup pabrik Ellesmere Port apabila Inggris tidak mengamankan hubungan dagang dengan Uni Eropa.

GM yang diwakili Vauxhall bakal terus menjalankan roda bisnis seperti biasanya, sambil menunggu kesepakatan antara Inggris dan Uni Eropa yang berpengaruh terhadap masa depan perusahaan.

Menurut Garet Rhys, Profesor Emeritus bidang Ekonomi Industri Motor Inggris di Sekolah Bisnis Cardiff, 25 persen komponen yang digunakan dalam produksi di manufaktur Ellesmere Port berasal dari kawasan Ingris Raya. Ini bakal jadi masalah sesudah Brexit.

Manufaktur ini memakai elemen komponen lokal paling rendah di antara merek otomotif lainnya di Inggris. Analis percaya penutupan pabrik Ellesmere Port akan dilakukan pada 2021 setelah Opel dan Vauxhall meluncurkan generasi terbaru Astra. Mobil ini juga diproduksi di pabrik Gliwice, Polandia.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya