Klarifikasi Pertamina Soal SPBU Curang yang Viral di Media Sosial

Pertamina mengklarifikasi jika di SPBU Bungur, tidak terjadi praktek kecurangan yang dituduhkan pengguna Yamaha NMax, Beldy Risyan Hokum.

oleh Arief Aszhari diperbarui 07 Jun 2017, 19:26 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2017, 19:26 WIB
20160609-SPBU-Jakarta-IA
Sejumlah kendaraan saat mengisi BBM di SPBU Veteran, Jakarta, Kamis (9/6). Kegiatan ini untuk memberi pemahaman lebih baik terhadap masyarakat tentang cara kerja mesin dispenser BBM yang benar. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu lalu, salah seorang pengguna Yamaha NMax bernama Beldy Risyan Hokum, mengeluhkan kecurangan pengisian bahan bakar di SPBU Pertamina Bungur, Kemayoran, Jakarta Pusat, bernomor 34-10604.

Bahkan, video praktek kecurangan SPBU Pertamina yang diunggah Beldy di media sosial facebook menyebar, dan menjadi viral.

Menanggapi unggahan tersebut, Pertamina langsung membuat klarifikasi, dan terlebih dahulu mengucapkan terima kasih atas kepedulian konsumen terhadap produk dan layanan Pertamina. Atas kejadian tersebut, Pertamina telah menindaklanjuti unggahan, dengan pengecekan kondisi di lapangan dan memantau CCTV di SPBU.

Berdasarkan hasil investigasi Pertamina di lapangan, disimpulkan jika pengisian BBM sudah sesuai dengan aturan yang berlaku, dan tidak ditemukan indikasi kecurangan oleh pihak SPBU. Sementara itu, Pertamina menghimbau jika ada keraguan kepastian takaran, maka pengecekan dilakukan langsung dari dispenser ke bejana ukur/Eijcan yang telah di Tera Metrologi, bukan dari tangki BBM motor.

"Apalagi pengambilan BBM dilakukan dengan disedot secara manual, mengingat masih adanya BBM yang tersisa di tangki yang tidak dapat disedot secara manual," tulis pihak Pertamina dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Rabu (7/6/2017).

Berikut hasil investigasi Pertamina di SPBU Bungur:

1. Pada hari Selasa (30/5) Pk. 15.30 WIB Sdr. Beldy Risyan Hukom (pengendara Motor Nmax) melakukan pembelian BBK jenis Pertamax di SPBU 34.106.04 di Jl. Bungur, Jakarta, pada Nozzle 16.2 sebanyak 4 Liter. Setelah selesai melakukan pembelian Pertamax, Sdr Beldy merasa takaran dari SPBU kurang.  

2. Sdr Beldy melakukan komplain kepada operator, lalu diarahkan kepada Pengawas SPBU mengingat antrian pengendara motor yang cukup panjang.  

3. Sdr Beldy meminta kepada pengawas agar tangki BBM motor dikuras untuk mengetahui jumlah BBM yang diisi kedalam motor. Pengurasan tangki BBM Motor dilakukan hanya menggunakan selang dengan cara disedot secara manual, sehingga BBM yang dikeluarkan tidak seluruhnya, karena tersisa 1 Bar berdasarkan permintaan Sdr Beldy untuk disisakan seperti kondisi awal sebelum dilakukan pengisian BBM. Kondisi BBM 1 Bar ini tidak dapat dipastikan berapa liter BBM yang tersisa secara akurat.  Sebagai informasi, kapasitas tangki kendaraan tersebut adalah 6,6 Liter.

4. BBM yang dikuras ditampung di wadah, kemudian dihitung hanya dengan menggunakan Gelas Ukur. Volume diperoleh adalah sekitar 3 Liter. Setelah melakukan pengukuran tersebut, pengawas SPBU langsung mengganti kekurangan BBM dengan memberikan BBM dari Pertamax kemasan. Selesai mendapat penggantian, Sdr Beldy meninggalkan SPBU.

5. Berdasarkan kejadian tersebut, tim Pertamina telah melakukan pengecekkan takaran seluruh volume Nozzle, pengecekkan mesin dispenser, pemeriksaan CCTV SPBU saat terjadi kejadian, Laporan Arus Minyak SPBU. Hasil pengecekkan takaran menunjukkan seluruh Nozzle di SPBU masih memenuhi standar toleransi Metrologi (0,5%) dan standar Pasti Pas (0,3%). Selain itu tidak ditemukan adanya tanda-tanda modifikasi pada mesin dispenser. Dispenser tersebut sebelumnya sudah di-Tera oleh Dinas Metrologi.

6. Dari seluruh konsumen pengendara motor yang melakukan pengisian BBM di SPBU tersebut, hanya Sdr. Beldy yang melakukan komplain. Padahal semua prosedur pengisian BBM telah dilakukan sesuai standar yang sama kepada semua konsumen.

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya