Liputan6.com, Jakarta - Aksi damai yang dilakukan oleh Koalisi Pejalan Kaki (KPK), untuk mengembalikan fungsi trotoar sebagai hak pejalan kaki berujung ricuh. Bahkan di tengah aksi, oknum pengendara motor yang jelas-jelas salah karena melintas di trotoar malah memaki para peserta aksi.
Baca Juga
Berbagai umpatan dengan kata-kata kasar, keluar dari oknum para pemotor yang tidak terima dengan aksi tersebut. Bahkan, ada salah satu oknum pemotor yang sampai membanting helmnya untuk mengintimidasi Alfred Sitorus, Ketua KPK.
"Trotoar adalah haknya pejalan kaki, tidak ada satu pun haknya pengendara motor itu bisa berkendara di atas trotoar. Dan amanahnya diemban oleh kepolisian dan Kementerian Perhubungan," jelas Alfred dikutip dari Fokus Pagi Indosiar, Sabtu (15/7).
Sepertinya, mimpi para pejalan kaki untuk bisa menikmati haknya di trotoar masih jauh dari harapan. Pemandangan para pengguna motor yang seenaknya menggunakan trotoar, bisa dilihat setiap hari, terlebih di kota-kota besar seperti Jakarta.
Penyebabnya hanya satu, yaitu kemacetan yang terjadi di jalan raya. Padahal, apapun alasannya, menggunakan trotoar yang merupakan hak para pejalan kaki adalah tindakan di luar akal sehat, dan dapat membahayakan diri sendiri dan para pejalan kaki tentunya.
"Dengan adanya seperti ini, kami mengimbau supaya kita bisa menekan angka kematian pejalan kaki yang mencapai 18 setiap harinya. 18 nyawa setiap hari meninggal dunia, dan itu di Indonesia dan bukan di negara orang lain," pungkas Alfred.
Advertisement