Liputan6.com, Woking - Buntut dari kekesalan McLaren terhadap Honda adalah mereka mungkin bakal membuat mesin sendiri. Mulai musim ini mesin Honda yang dipakai McLaren untuk Formula 1 berada di bawah standar. McLaren pun tercecer dari papan klasemen.
Executive Director McLaren, Zak Brown, mengatakan bahwa rencana ini layak dilihat dari sudut pandang ekonomi. Maksudnya, ini juga akan menguntungkan finansial tim. Tapi Brown mengatakan bahwa hal ini tidak akan terealisasikan dalam waktu dekat.
"Kami tertarik untuk melihat formula mesin baru di tahun 2021. Entah kami membangun mesin sendiri, apakah orang lain yang akan melakukannya. Saya pikir sekarang kami harus fokus pada tiga tahun ke depan," terangnya, dikutip dari Crash, Sabtu (2/9/2017).
Advertisement
Baca Juga
Brown juga menggarisbawahi kalau rencana ini hanya mungkin dilakukan jika biaya pengembangannya masuk akal. Meski kalau sudah jadi keuntungan berlipat dapat diperoleh karena mereka juga bisa memasok mesin ke tim lain.
McLaren belum pernah mengembangkan mesin sendiri. "Jadi itu memerlukan waktu yang tepat dan pengeluaran yang akan kami pertimbangkan," sambungnya.
Satu hal yang mungkin akan membantu McLaren merealisasikan hal itu adalah regulasi baru. Dan sebagaimana diketahui, FIA selaku penyelenggara F1 memang telah memastikan itu. Mereka mengatakan akan membatasi anggaran sejumlah komponen mesin agar kompetisi tetap ketat.
"Mereka (FIA) memang harus mengubah formula mesin akan bisa menjadi sesuatu yang layak secara ekonomi bagi kami. Kami tentu tidak dalam posisi untuk menghabiskan ratusan juta seperti sekarang hanya untuk pengembangan mesin," tambah Brown.
Untuk diketahui, pada musim balap 2017, ada empat penyuplai mesin, Mercedes, Renault, Ferrari, dan Honda. Mercedes, Renault, dan Ferrari menyuplai masing-masing untuk tiga tim, sementara mesinnya Honda hanya dipakai oleh McLaren.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Aston Martin juga berminat
Selain McLaren, Aston Martin juga mempertimbangkan ikut menjadi penyuplai mesin F1, dengan catatan kalau peraturan baru sesuai dengan kriteria mereka.
CEO Aston Martin, Andy Palmer, mengatakan bahwa kriteria yang dimaksud termasuk adanya aturan yang membatasi biaya pembuatan mesin.
"Jika, sekali lagi jika, ada aturan yang membatasi jumlah orang atau dana yang dibutuhkan untuk membuat mesin baru, dan batasi itu kami anggap cukup masuk akal, maka kami punya alasan bagus untuk mempertimbangkannya," ujar Palmer, dikutip dari Motorsport.
Menurutnya, pertimbangan ini logis karena kompetisi penyuplai mesin F1 cukup ketat. Mereka tidak ingin mengeluarkan uang terlalu banyak dengan hasil yang tidak maksimal.
"Kompetitor utama kami adalah Ferrari, jadi ada alasan-alasan rasional mengapa kami bisa terlibat di dalamnya," sambung pria asli Inggris ini.
Aston Martin sendiri sebetulnya tidak begitu asing dengan F1. Tahun ini mereka adalah sponsor tim Red Bull Racing. Mereka juga bekerja sama dengan Cosworth, yang sempat menyuplai mesin F1 sampai 2013, dalam proyek mobil Valkyrie.
Advertisement