Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan uang elektronik (e-Money) di jalan bebas hambatan atau tol mulai diterapkan pada pertengahan Oktober 2017. Meski begitu, berbagai peristiwa terjadi pasca penerapan kartu yang disebut E-Toll tersebut, mulai dari pengemudi ngotot tetap menggunakan uang tunai, hingga mesin E-Toll mengalami masalah.
Namun, penggunaan uang elektronik juga ternyata dapat mengundang aksi kejahatan. Tak terkecuali di jalur bebas hambatan.
Advertisement
Baca Juga
Tak percaya? Hal itu dialami seorang warganet dengan nama Runny Belle yang membagi pengalamannya ke akun Instagram pribadinya @runnybelle
Cerita tersebut diawali kala Runny Belle dan sang suami, pada 15 Oktober 2017 hendak pulang ke rumahnya melalui Jakarta setelah melakukan perjalanan dari Puncak, Bogor, Jawa Barat.
Saat masuk gerbang tol Jakarta Outer Ring Road, Runny Belle ikut antri di pintu masuk GTO. Namun saat itu, ada seorang pengendara mobil Honda Freed dengan pelat nomor B 1339 SKD keluar dan mengetuk kaca.
Ternyata, dia ingin melakukan tapping menggunakan E-Toll, tapi saldo yang dimilikinya sudah habis. Alhasil, dia meminjam kartu E-Toll Runny Belle dan membayar langsung kepadanya.
"Harusnya, normalnya kan si penumpang itu setelah pinjam, nge-tap, terus balikin lagi dong yaa. Eh tiba-tiba habis mobil yang pinjem e-money gue nge-tap di GTO, tuh mobil langsung gas poll,” ungkap Runny Belle.
Tak pelak suami Runny Belle yang akhirnya meminjam dan membayar E-Toll milik mobil di belakangnya. Dia pun langsung tancap gas dan aksi kejar-kejaran terjadi hingga berakhir saat hendak masuk Gerbang Tol Cikampek lantaran macet.
Dengan berbagai alasan, kartu E-Toll yang dibawa lari itu akhirnya dikembalikan. Tapi kasus ini sebenarnya belum berakhir karena kartu E-Toll yang diserahkan telah ditukar dengan milik pelaku.
E-Toll yang tadinya memiliki saldo Rp 150 ribu menjadi tinggal Rp 2 ribu. Tentu saja ini merugikan Runny Belle.
"Bayangin saja, misal 1 kartu E-Toll isinya minimal Rp 50 ribu. 10 mobil yang di kerjain sama dia sehari dia bisa dapat Rp 500 ribu," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ngotot Bayar Tunai, Pria Ini Protes ke Petugas Tol
Mulai 1 Oktober 2017, PT Jasa Marga (Persero)hanya memberlakukan transaksi nontunai atau uang elektronik di seluruh pintu masuk tol.
Namun sebelum resmi diterapkan, jauh-jauh hari sosialiasi digalakkan, termasuk memasang spanduk di beberapa titik. Kendati begitu, ternyata ada saja yang tak terima jika pembayaran masuk tol menggunakan uang elektronik.
Hal ini pula dilakukan seorang pria bernama Hayat Nahrul, saat memasuki pintu tol Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
Detik-detik sebelum masuk dalam tol, pria tersebut bersama penumpang belakang mencoba mengaktifkan kamera video, untuk memperlihatkan aksi protesnya.
Saat berada di pintu gerbang tol, pengendara tersebut langsung menyodorkan uang tunai. Sontak saja hal itu ditolak petugas, karena sistem pembayaran di pintu tol harus membayar menggunakan uang elektronik.
Pengendara tersebut beralasan, pembayaran yang sah di Indonesia hingga saat ini menggunakan uang rupiah, bukan uang elektronik.
Video ini direkam pada Jumat 29 September 2017. Petugas menyatakan, sosialisasi penggunaan uang elektronik telah dilakukan dua pekan (sebelum video direkam).
Hingga akhirnya, pengendara dan petugas tol pun berdebat. Bahkan sang petugas akhirnya meminta pengemudi melakukan protes ke Presiden Joko Widodo.
"Jadi Abang enggak mau terima rupiah?" tanya pengendara. "Terima, tapi enggak berlaku di sini," jawab petugas tol. "Enggak berlaku? Ini bukan di Indonesia? Kalau Indonesia, masih mengakui rupiah, diterima itu Bang," ujar pengendara mobil. "Ngomong Pak Jokowi aja deh," jawab petugas tol.
Video ini ternyata menjadi viral di berbagai media sosial. Hanya saja, aksi pria tersebut yang ingin mempermalukan petugas tol justru menjadi boomerang. Sebab, warganet justru menyebut sang pengendara tidak mematuhi aturan dan merasa benar.
Advertisement