Cara Mudah Ketahui Aki Baru atau Rekondisi

Aki menjadi salah satu komponen kendaraan yang sering dipalsukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Mar 2018, 12:12 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 12:12 WIB
Pilih Mana, Aki Kerng Atau Aki Basah?
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan aki kering dan aki basah.

Liputan6.com, Jakarta - Aki menjadi salah satu komponen kendaraan yang sering dipalsukan. Maka tak heran jika banyak ditemukan kasus mengenai aki baru namun umur pakainya tidak lama.

Aki yang cepat sekali rusak umumnya merupakan aki bekas yang kemudian direkondisi. Namun, bukan berarti aki rekondisi tidak bisa dikenali.

Muksin, Technical Operational Fast Pancoran, kemudian memberikan gambaran soal aki-aki asli yang sebenarnya hasil rekondisi itu.

"Biasanya terminal sudah mulai gores, cover sudah mulai gembung. Tampilan warnanya juga sudah mulai menghitam. Kalau sudah lama tidak dipakai kan gembung. Aki basah atau kering. Kalau aki kering mungkin jarang rekondisi," kata dia.

Satu ciri lainnya yang akan mudah diketahui justru adalah harga. Kalau harga yang ditawarkan lebih murah dari harga pasarannya, maka pembeli patut curiga. Ditambah lagi, garansinya tidak akan berani lama-lama.

"Soal harga juga, harga itu bisa setengahnya. Malah dia bisa tahu kondisi berapa persen, nah itu juga mempengaruhi harga. Kalau kondisi masih 80-90 persen, ya harganya mirip-mirip dengan aki baru. Garansi mereka biasanya ngasih tiga bulan. Kalau aki baru-baru biasanya garansinya satu tahun," tambahnya.

Sumber: Otosia.com

Umur Aki

Banyak yang bilang, ketika kendaraan jarang digunakan aki bakal lebih cepat rusak. Padahal, ketika kendaraan sering digunakan juga berkontribusi memperpendek umur aki.

Menurut Retail Division Head Astra Otoparts, Indra Nugraha Wisuda, jika berbicara kerusakan aki, maka faktor yang mempengaruhi merupakan kombinasi keduanya. Artinya, baik kendaraan sering atau jarang digunakan bisa menyebabkan kerusakan aki.

"Gini, aki punya umur pemakaian. Dari sisi starter yang terlalu sering, tentu akan memakan umur baterai," jelas Indra saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Lanjut pria ramah ini, saat kendaraan sering dipakai, terutama jarak dekat itu paling mempengaruhi kerusakan aki. "Kenapa? Karena starter sering, tapi saat pengisian kurang lama. Idealnya, starter dan mengisi dinamo jalan untuk mengembalikan kondisi aki 100 persen," tambahnya.

Sementara itu, jika kendaraan jarang dipakai juga dapat mengurangi umur pemakaian aki. Pasalnya, tidak ada siklus pengisian ulang yang biasanya terjadi ketika mesin hidup atau digunakan berjalan.

"Perkiraan jarak ideal saat mobil digunakan untuk mengisi aki, tidak bisa diukur. Misalkan, mobil tidak dipakai sepekan baterai tinggal 70 persen. Saat distarter, baterai turun dua persen, jadi 68 persen. Saat normal (langsam), itu hanya mengisi yang dua persen dan belum yang tekor 30 persen di awal," tegasnya.

Perlu diingat, kondisi pengisian ulang baterai juga dipengaruhi komponen lain, seperti dinamo ampere dan altenator. "Kalau dinamo ampere bermasalah, mau berjalan selama apapun tetap saja baterai tidak terisi," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya