Liputan6.com, Bandung - Belakangan ini heboh di media sosial adanya Yamaha RX King keluaran 1993 yang ditawar hingga ratusan juta. Foto motor lawas yang kini sedang naik daun tersebut memang muncul setelah diunggah akun Instagram @gandihasstex.
Dilihat dari beberapa foto yang diunggah, pemilik asal Majalaya bernama Gandi itu memang hanya berniat memamerkan hasil restorasi "Si Bibir Merah".
Advertisement
Baca Juga
Jika ditelusuri komentar-komentar netizen di postingannya, ada sejumlah orang yang berani menawarkan harga beli hingga menawarkan Nissan X-Trail untuk ditukar dengan motor tersebut. Di balik semua penawaran itu, berapa sebenarnya biaya yang dihabiskan Gandi untuk merestorasi RX Kingnya?
"Beli motornya Rp 16,5 juta. Biaya restorasi habisnya agak besar sekitar Rp 45-50 jutaan. Hitung-hitung ini motor gak sampai Rp 70 juta lah," kata Gandi saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (14/3/2018).
Gandi mengatakan hampir semua part diganti olehnya dan memakan waktu selama enam bulan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
"Namanya restorasi pasti diganti, tapi yang saya pakai itu berdasarkan kode part number-nya dari Yamaha. Hampir baru semua 85-90 persen. Untuk hunting barang tua itu perlu proses, perlu link juga, perlu kenal ke mana-mana," ujarnya.
Ia mengaku membeli 'Si Bibir Merah' dalam kondisi orisinal tersebut setelah mengetahui info dari temannya sekitar pertengahan tahun lalu.
"Bibir Merah 93 itu dari warna bodi, sepatbornya punya warna merah tersendiri. Pelat B, ini sudah berapa tangan sebetulnya tapi dibiarkan orisinal buluk lah kasarnya. Kebetulan saya punya katalognya untuk 29N. Saya coba kembali lagi ke katalog, mulai dari part number-nya, mulai cara penempatannya, posisinya di mana, kan dari katalog ini ada," paparnya.
Pria yang memiliki sembilan unit RX King ini mengatakan semua part yang ia beli didapat dari berbagai daerah.
"Saya ke Tasik, ke BSD, bahkan bertanya juga ke Solo. Contoh ya, bungkus jok hanya cover-nya saja tidak sama busanya saya beli Rp1,5 juta. Sepatbor depan Rp1,5 juta. Ya, serunya saya hunting barang yang sudah tidak ada lagi di pasaran," pungkasnya.
Advertisement