Rifat Sungkar: Titik Angkut 'Mesin' Berubah Saat Berkendara di Tanjakan

Menurut Rifat Sungkar, mobil yang tidak kuat menanjak karena pengemudi kurang memahami teknik mengemudi di tanjakan.

oleh Arief Aszhari diperbarui 12 Jun 2018, 12:12 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2018, 12:12 WIB
Tanjakan Kali Kenteng Semarang
Tanjakan Kali Kenteng di Km. 468 jalur jalan tol Semarang/Solo ruas Salatiga/Kartasura menjadi tontonan warga sekitar. (Solopos.com/Bisnis/Oktaviano Donald)

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi tol fungsional ruas jalan Salatiga-Kartasura, tepatnya di Jembatan Kali Kenteng, Susukan, Semarang, menjadi bahan perbincangan. Pasalnya, dengan kontur jalan menanjak, membuat salah satu mobil murah ramah lingkungan (LCGC), Daihatsu Ayla tidak kuat melaju.

Menanggapi hal tersebut, pereli nasional dan juga Direktur Rifat Drive Labs (RDL), Rifat Sungkar, kejadian ini terjadi akibat kurang paham pengemudi tentang teknik mengemudi di tanjakan. Terlebih, kapasitas barang bawaan yang melebihi standar keselamatan mobil saat mudik Lebaran.

"Kejadian ini cukup sering terjadi pada arus mudik. Sebagai pemudik, kita harus paham bagaimana cara mengantisipasi jalan tanjakan dengan kapasitas barang bawaan yang berat, apalagi menggunakan mobil bertransmisi manual," jelas Rifat dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Senin (11/6/2018).

Suami dari Sissy Priscillia ini melanjutkan, untuk mobil manual, hal utama dan terpenting adalah penempatan gigi yang tepat. "Hanya ada satu pilihan mutlak saat melewati tanjakan, yaitu tuas transmisi ditempatkan pada gigi satu," tambahnya.

Lanjutnya, orang banyak yang berbuat kesalahan yang membuat mobil jadi mundur di tanjakan, karena menganggap bisa dan mudah untuk beradu cepat ketika melepaskan pedal rem, mengangkat kopling, dan injak gas.

"Tidak ada sinkronisasi yang baik ketika melakukan hal-hal tersebut," tegas Rifat.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Selanjutnya

Teknik seperti ini banyak risikonya, karena semakin berat kendaraan akan semakin sulit menentukan titik angkut RPM yang tepat untuk membuat kendaraan bisa melaju. Di satu sisi, untuk bisa mendapatkan irama yang tepat saat melewati tanjakan, dibutuhkan jam terbang yang tinggi.

"Namun masalahnya, orang tidak banyak berlatih untuk hal yang satu ini," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya