Waspada Berkendara, Abu Vulkanik Bikin Jalan Semakin Licin

Jaga jarak aman agar bisa mengantisipasi saat melakukan pengereman di medan yang licin karena terkena abu vulkanik.

oleh Yurike Budiman diperbarui 29 Jun 2018, 19:22 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 19:22 WIB
Meletus, Gunung di Jepang Semburkan Abu Vulkanik 2300 Meter
Abu vulkanik Gunung Shinmoedake (Kyodo News via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Gunung Agung di Bali berstatus siaga atau level 3. Seperti diketahui, Gunung Agung kembali mengalami erupsi pada Kamis (28/6/) malam. 

Akibat erupsi ini, tentu lingkungan sekitar gunung terkena dampaknya terutama abu vulkanik yang beterbangan. Abu vulkanik ini bisa menganggu aktivitas, tak terkecuali mengganggu orang-orang yang berkendara dengan mobil atau motor.

Terkait hal itu, Director Safety Defensive Consultant Indonesia, Sony Susmana, menganjurkan agar para pengendara bisa lebih meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi kecepatan berkendara.

Pasalnya, abu vulkanik akan membuat jalanan lebih licin. Bahkan melebihi jalanan yang basah karena hujan. 

"Kurangi kecepatan kendaraan, karena jalanan yang berdebu pasti lebih licin dibanding jalanan basah sekalipun. Jangan ambil risiko percaya diri yang berakibat fatal. Jaga jarak aman berkendara," kata Sony saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (29/6/2018).

Menurutnya, pengendara harus mampu mengatur jaga jarak aman dengan menyesuaikan jarak pandang juga.

"Kalau jarak pandang 100 meter kecepatan maksimumnya 50 km/jam, sesuaikan dengan kondisi jalan," katanya.

 

 

selanjutnya

Senada dengan Sony, Kepala Bengkel Auto2000 Cikarang, Indah Yuliana, mengatakan bahwa saat kondisi jalanan mengandung abu vulkanik, hal itu akan mempengaruhi traksi (daya cengkeram) ban terhadap jalanan.

Karena itu, pengendara harus melakukan pengereman secara halus agar tak terjadi selip.

"Jarak berhentinya juga pasti lebih panjang, artinya pengendara yang menggunakan kendaraan di jalan yang ada abu vulkanik harus menjalankan kendaraannya tidak terlalu cepat karena bisa jadi daya cengkeram ban berkurang karena penuh dengan debu sehingga posisinya ngerem akan berhenti lebih lama dibandingkan dalam keadaan normal. Itu yang harus diwaspadai," jelas Indah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya