Risiko Pakai Mobil Tanpa Atap, Salah Satunya Bikin Malu

Seorang pengemudi mobil Mercedes-Benz CLK di Kota Nanning, Guangxi, China, kehujanan dan hanya menggunakan payung berwarna ungu pada akhir pekan lalu.

oleh Herdi Muhardi diperbarui 06 Sep 2018, 10:05 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2018, 10:05 WIB
Mobil convertible
Pengguna mobil convertible kehujanan. (Autoevolution)

Liputan6.com, Guangxi - Mobil berdesain atap terbuka atau convertible menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi pengemudi maupun penumpang.

Hal ini karena dengan menggunakan mobil convertible dianggap lebih terlihat modis dan eksotis.

 

Namun begitu, ternyata memiliki mobil dengan atap terbuka sangat berisiko, yaitu ketika hujan. Setidaknya mereka yang menggunakan mobil atap terbuka akan kehujanan layaknya pengendara sepeda motor.

Hal ini pula viral di negeri Tirai Bambu, di mana seorang pengemudi mobil Mercedes-Benz CLK di Kota Nanning, Guangxi, China, kehujanan dan hanya menggunakan payung berwarna ungu pada akhir pekan lalu. Demikian dilansir Autoevolution, Rabu (5/9/2018).

Jika dilihat secara seksama, sang sopir memang terlihat tenang. Namun ternyata, dia diguyur hujan yang sangat lebat.

Tentu saja, tak hanya tubuhnya yang kebasahan, melainkan kursi, dashboard, hingga perangkat elektronik lainnya. Tak sedikit pengendara mobil itu menyebutnya "Convertible Bro" dan "Brolly Bro".

Tak diketahui mengapa si pengemudi pria yang tak disebutkan namanya nekat menerjang hujan dengan mobil asal Jerman itu. Akan tetapi, kemungkinan yang terjadi adanya kerusakan di salah satu bagian pada sistem buka tutup convertible.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Saksikan Videonya di Bawah Ini:


Mobil Soft Top Tidak Aman di Indonesia, Mengapa?

Tampak modis dan eksotis, mungkin itulah ciri dari sebuah mobil convertible atau atap terbuka. Namun, pada dasarnya, mobil convertible juga memiliki atap yang bisa melipat, baik berbahan kanvas (soft top) maupun keras (hard top).

Hanya saja, untuk pasar Indonesia, mobil convertible dengan desain soft top rupanya enggan dijual. Salah satu yang tak mau menjualnya adalah PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), selaku distributor resmi Mazda di Tanah Air.

Ya, Mazda memiliki MX-5, atau dikenal juga dengan Miata. Mobil ini pun sempat diperkenalkan EMI pada Maret 2017 dan hadir pula di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 kemarin.

Menurut Direktur Penjualan, Pemasaran dan PR EMI, Ricky Thio, MX-5 dengan desain soft top tak akan dijual di Indonesia, karena tidak safety.

“Jadi orang-orang Jepang pun pikir, Indonesia belum cocoklah pakai soft top. Takutnya kan soft top bisa dirobek,” ujar Ricky saat ditemui wartawan di ICE, BSD, Tangerang Selatan, akhir pekan lalu.

Selain alasan keamanan, kata Ricky, untuk pasar ASEAN, principal Mazda di Jepang memang hanya memasarkan Mazda MX-5 atap terbuka dengan pilihan hard top, bukan soft top.

“Memang lebih keren hard top, kok,” klaim Ricky.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya