Kondisi Politik Ganggu Kinerja Industri Otomotif?  

Apakah kondisi politik yang belakangan ini panas memengaruhi kinerja industri otomotif?

oleh Septian Pamungkas diperbarui 27 Mei 2019, 15:38 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2019, 15:38 WIB
20151117-Mengintip Proses Perakitan All New Kijang Innova di Pabrik Toyota TMMIN-Karawang
Foto yang diambil pada 16 November 2015 menunjukan aktivitas perakitan mobil All News Kijang Innova di Pabrik TMMIN Karawang. Mobil baru tersebut akan memberi warna baru pada perkembangan pasar MPV dalam negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono melihat kondisi politik yang memanas belakangan ini tidak terlalu memengaruhi situasi dan kondisi industri dalam negeri utamanya sektor otomotif.

"Kita selalu bicara, suasana seperti ini kan toh cuma 1-2 hari, sektoral atau tidak terlalu national weight, kalau bicara long-term kan kita bicara potensi market Indonesia seperti apa," ujarnya saat ditemui di Jakarta belum lama ini.

Dirinya lebih memikirkan kebijakan pemerintah nantinya ke depan seperti apa.

"Jadi lebih baik memikirkan ke depan potensi market Indonesia seperti apa. Kegiatan seperti ini (demo) kan di seluruh dunia ada. Asal bisa dipastikan bahwa kegiatan ini adalah demokrasi yang lumrah, ya biasa saja. Kami yakin Indonesia itu salah satu Asian Home Country selain Cina.

Menurut Warih, sinyal penting yang harus ditunjukkan adalah bagaimana pemerintah dan dunia usaha terus berkembang untuk jadi terus kompetitif.

"Sebab ini dampaknya tidak hanya untuk domestik tapi ekspor market. Saat ini, on the way kebijakan kita makin kompetitif. Kan semua negara kepingin jadi negara industri. Jadi kita harus memastikan bahwa kegiatan kita itu beyond others country, mulai dari regulasi, dan sebagainya," jelasnya.

 

Memikirkan Jangka Panjang

Lebih lanjut ia menyampaikan, dampak politik saat ini tidak disikapi untuk beberapa waktu ke depan melainkan jauh ke beberapa waktu mendatang.

"Kalau saya melihatnya bukan 1-3 bulan ke depan, tapi 2-3 tahun ke depan. Karena melihatnya adalah rasa percaya diri investor,"

"Artinya melihat kondisi saat ini tidak berpengaruh? Yah tidak signifikan lah, khususnya pada jangka panjang. Karena yang penting itu adalah jangka panjangnya itu," tutup Warih.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya