Liputan6.com, Jakarta - Ban merupakan satu-satunya komponen yang bersentuhan langsung dengan aspal, sehingga perannya sangat penting. Jika tekanan anginnya tak sesuai, sebaiknya Anda tidak memaksa kendaraan untuk melaju terus. Ini bisa membuat pelek mobil Anda menjadi rusak.
Selain itu, jika tekanan ban tidak sesuai rekomendasi pabrikan, ini akan sangat berbahaya untuk keamanan penumpang dan pengemudi.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip mobil88, Senin (4/6/2018), dampak ban kempes lainnya bisa membuat sistem handling terganggu atau penggunaan bahan bakar jadi lebih boros.
Lalu bagaimana cara mengecek tekanan ban?
Ban dengan angin nitrogen diklaim punya berbagai keunggulan, di antaranya ban jadi lebih stabil dan tahan terhadap perubahan suhu udara.
Namun, tetap saja, tekanan yang tidak proporsional akan berdampak buruk terhadap kestabilan mobil.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ban Bisa Meletus
Jika tekanan angin lebih rendah dari rekomendasi pabrikan, ban mobil bisa meletus di tengah jalan. Sebaliknya, tekanan yang berlebihan akan mengakibatkan mobil susah dikendarai dan berakibat pada rusaknya ban mobil.
Karena itu, Anda harus memperhatikan tekanan angin pada ban dengan cara melakukan pengecekan ban secara rutin.
Namun, kita harus menggunakan alat khusus yang ditempelkan pada katup (pentil) ban untuk kemudian mengukur tekanan ban.
Setelah mendapatkan angka tekanannya, kita tinggal mencocokkan angka tersebut dengan yang direkomendasikan oleh pabrikan. Umumnya, rekomendasi tekanan ban ditempel di bagian pintu pengemudi. Angkanya lengkap untuk semua ban, depan dan belakang.
Sebaiknya, pengecekan tersebut dilakukan ketika ban mobil dalam keadaan dingin karena suhu panas akan mempengaruhi tekanan ban. Setelah dicek, tunggulah minimal satu jam sebelum mobil digunakan. Dengan begitu, mobil pun akan lebih awet.
Advertisement