Mitsubishi Xpander Jadi Low MPV Termahal, Konsumen Indonesia Makin Pintar Memilih

Telah beberapa kali mengalami kenaikan harga, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) optimis mobil di segmen Low MPV andalannya, Xpander tetap diminati konsumen Tanah Air.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 30 Jun 2019, 19:08 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2019, 19:08 WIB
Mitsubishi Xpander
Perjalanan di Yogyakarta dalam Xpander Media Touring (Mitsubishi)

Liputan6.com, Jakarta Telah beberapa kali mengalami kenaikan harga, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) optimistis mobil di segmen Low MPV andalannya, Xpander tetap diminati konsumen Tanah Air.

Menyandang status Low MPV termahal saat ini, Xpander terakhir melakukan revisi harga pada April 2019 lalu karena memiliki harga mulai dari Rp 210,3 juta hingga Rp265,1 juta untuk varian Ultimate A/T dan Rp276,6 juta untuk Xpander Limited. Seluruh harga tersebut berstatus on the road DKI Jakarta.

Menanggapi hal tersebut, Imam Choeru Cahya, selaku Executive General Manager of Sales and Marketing Division MMKSI mengaku konsumen Indonesia saat ini tidak hanya berpatok pada harga yang ditawarkan, namun juga keuntungan yang didapat.

"Masih percaya diri. Karena orang Indonesia saat ini makin pintar dalam menentukan ataupun memilih kendaraan. Bukan hanya dari segi harga, tapi juga dari sisi produk, aftersales, total cost ownership, ya macam-macam," katanya di Bekasi, Jawa Barat.

Tak hanya tarif biaya bea balik nama kendaraan bermotor (BBN-KB) yang mempengaruhi kenaikan harga sebuah kendaraan. Imam juga menyebut biaya produksi dan transportasi juga berpengaruh.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Penjualan Xpander Masih Mencapai Target

"Jadi bukan hanya dari selling point-nya saja, tapi total cost of ownership dan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh Xpander, sehingga orang dengan membeli Xpander worth it dengan harga segitu," tuturnya.

Imam juga menegaskan, penjualan Xpander secara retail pada bulan Juni telah mencapai target. Karena itu Mitsubishi yakin keuntungan yang didapatkan mampu menarik minat konsumen.

"Kami cukup confidence. Terbukti saat kami menaikkan harga di April 2019, hanya di bulan Mei yang sedikit tidak mencapai target. Itu dikarenakan ada kejadian di luar prediksi kami, yaitu 21-22 Mei 2019 yang cukup mempengaruhi khususnya di pasar Jabodetabek. Untuk angka pastinya nanti ya, tapi yang masih sudah mencapai target," ujar Imam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya