Liputan6.com, Jakarta - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) resmi meluncurkan Mitsubishi Xpander Cross dengan harga Rp267,7 juta untuk transmisi manual dan Rp277,7 juta khusus otomatis.
Franciscus Soerjopranoto selaku Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) pun menanggapi peluncuran Mitsubishi Xpander Cross di Indonesia.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
" Inisiatifnya bagus, sudah pasti, karena dia akan berkontribusi ke otomotif Indonesia. Hal ini juga jadi challenge bagi Toyota, karena Toyota harusnya bisa memproduksi mobil-mobil lain," ungkap pria yang akrab disapa Soerjo ini.
Namun, menurut Soerjo, strategi yang dilakukan oleh Mitsubishi ini sebenarnya bukan hal yang baru di industri otomotif. "Apa yang dilakukan oleh Mitsubishi sebenarnya bukan sesuatu hal yang baru, karena itu sudah dilakukan oleh pabrikan lain. Toyota juga sudah pernah melakukannya, Yaris dengan Yaris Heykers, kita ganti shockbreaker, ground clearance kita tinggikan," sambung Soerjo.
Soerjo pun mengatakan ada potensi kanibalisme akibat kehadiran Xpander Cross. " Kalau kita lihat dari harga dan spesifikasinya kok kayanya akan kanibalisme dengan segmen paling bawahnya. Ini dugaan kita, moga-moga salah," pungkas Soerjo.
Bukan Downsizing Mesin, Ini Alasan Mitsubishi Luncurkan Xpander Cross
Mitsubishi Xpander termasuk dalam kategori LMPV yang bersaing dengan Toyota Avanza. Namun, Avanza terlaris sebenarnya yang mengadopsi mesin 1,3 liter, bukan 1,5 liter. Sedangkan Xpander hanya memiliki mesin 1,5 liter saja. Termasuk Xpander Cross. Mengapa ?
Begini lanskap lahan penjualan keduanya. Mitsubishi berhasil menyalurkan Xpander ke diler sebanyak 43.788 unit. Itu selama periode Januari-Agustus 2019 dan tipe Ultimate mendominasi torehan wholesales 19.482 unit. Pada waktu yang sama, Avanza terkirim (semua model) 55.680 unit. Komposisi 1,3 liter paling menonjol, sekitar 75 persen. Di sini bisa terlihat. Toyota fokus ke model bawah dan Mitsubishi menggarap pasar atas.
“Model crossover itu berada di tengah. Antara MPV dan SUV. Banyak konsumen sebelum beli Xpander, mereka komparasi. Bukan hanya Small MPV saja, tapi juga Low SUV. Dan sebagaian penjualan Xpander itu konsumen dari LSUV. Makanya, kami punya produk yang lebih berkarakter SUV. Konsepnya mengombinasi Xpander reguler yang nyaman dan lega, dengan desain yang lebih macho. Plus kemampuan light off-road,” papar Irwan Kuncoro, Director Sales & Marketing Division Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).
Sekarang penjualan Xpander di kisaran 5.500 saban bulan. Diharapkan nanti model baru dapat menambah total penjualan model. Kanibalisasi antar Xpander, lanjut Irwan, memang tidak bisa dihindari. Tapi munculnya varian anyar (Xpander Cross), ditarget bisa mendongkrak total penjualan semua varian Xpander. Setidaknya 6.500 sampai 7.000 unit sebulan.
Advertisement
Permintaan Konsumen
Perusahaan paham, Toyota Avanza, sebagai kompetitor fokus jualan mesin 1,3 liter. Kenapa Mitsubishi tidak melakukan itu? “Karena tujuan kami, untuk konsumen yang butuh status tinggi, sebagai bagian gaya hidup. Tidak cuma aktifitas dalam kota, namun adventure. Targetnya itu. Mesin 1,3 memang besar pasarnya. Tapi kalau kami bedah bukan untuk penggunaan private. Karena sasaran kami lebih upper segment dan Cross jadi varian tertinggi Xpaander. Kami melihat responsnya baik. Kami yakin dengan keunggulan yang dimiliki,” akunya.
Dan menurut survei mereka, banyak konsumen MPV yang minta kendaraan tangguh layaknya SUV. Maka Mitsubishi lebih bergairah mengakomodasi konsumen lewat Xpander Cross. Ketimbang menyediakan tipe yang lebih murah. Terlebih, perusahaan juga mulai mengincar pasar Low SUV dan siap bertarung dengan Toyota Rush, Daihatsu Terios dan Honda BR-V. Branding crossover MPV ini tak hanya digagas lewat fitur semata. Namun harga OTR Rp 267 juta sampai Rp 286,7 juta sudah termasuk paket jasa dan perawatan. Alias total cost ownership
Sumber: Oto.com