Liputan6.com, Jakarta - Sama seperti bahan jok lainnya, pelapis jok juga punya umur dan dapat rusak jika tidak dirawat dengan benar. Adanya robek pada permukaan kulit bisa disebabkan pemakaian, faktor suhu dan material bahannya.
"Faktor pemakaian kerap menjadi alasan kenapa kulit bisa rusak atau robek. Bisa jadi material bahan tersebut kurang awet dan tidak memenuhi aspek kualitas," buka Ade Hikmatullah, Marketing & Promotion Total Synthetic Leather.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Ade, yang terpenting adalah perawatan dan mengecek kondisi sarung jok agar kualitasnya dapat bertahan lama. Tanda-tanda kulit jok mulai menurun kualitasnya menurut Ade dapat dilihat pada perubahan warnanya.
"Kondisi tertentu kulit tidak menunjukkan kerusakan secara kasat mata. Namun sebenarnya adanya penurunan kualitas. Contoh, adanya belang-belang atau warna pudar. Pada bagian tertentu warna berbeda antara satu dengan yang lain," terangnya.
Tanda-tanda lainnya, sarung jok tidak lagi presisi namun melar ke samping atau ke bawah, sehingga terasa kurang enak dilihat dan tidak nyaman dipakai.
Kulit Jok Mengelupas
Kondisi lain yang lebih parah namun kurang disadari adalah adanya pengelupasan, yakni terjadi pengikisan di permukaan kulit. Bagian muka terjadi pecahan.
Jika demikian sebaiknya sarung jok harus segera diganti karena bisa menjadi sumber bersarangnya kotoran, bakteri dan virus.
"Ada yang mengatakan pecah dan pudar warna masih dianggap hal biasa. Padahal pecah-pecah bisa berakibat masuknya bakteri atau virus. Bakteri atau kuman bisa berkembang biak di situ," paparnya.
Dampak lainnya, jika telah memudar, warna pada kulit jok dapat menempel pada pakaian. Lainnya dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
"Nah, jika demikian ganti sarung jok dengan pelapis yang tidak hanya bagus tapi berkualitas. Lebih bagus lagi jika terdapat jaminan akan kualitasnya. Misalnya bergaransi jika terjadi robek maupun pecah," terangnya.
Advertisement