Liputan6.com, Jakarta - Krisis chip semikonduktor menjadi pukulan besar bagi produsen otomotif di seluruh dunia. Di saat beberapa produsen terpaksa memperlambat produksi, yang menyebabkan waktu tunggu lebih lama untuk pembelian mobil baru, BMW memilih strategi lain untuk mengatasi masalah chip semikonduktor ini.
Disitat Hindustan Times, Rabu (11/5/2022), pabrikan asal Jerman ini, memilih untuk mengirimkan unit tanpa fitur utama, seperti koneksi Android Auto dan Apple Car Play.
Baca Juga
Selanjutnya, BMW akan menambahkan fitur tersebut di kemudian hari melalui program pembaharuan. Laporan dari Automotive News menyatakan, BMW percaya, teknologi ini bisa dikirim menyusul, mungkin akhir Juni 2022.
Advertisement
Kendaraan yang terkena dampak penghilangan fitur konektivitas ini, dikatakan telah diproduksi dalam empat bulan pertama 2022, dan yang dikirim untuk pasar Amerika Serikat, Prancis, Spanyol, Italia, dan Inggris.
Langkah BMW ini, ternyata juga dilakukan oleh pabrikan lain, seperti Tesla yang mengirimkan beberapa unitnya tanpa port USB.
Sedangkan Ford menghilangkan kontrol iklim untuk Explorer, dan BMW sebelumnya juga mengirimkan beberapa unit tanpa layar sentuh.
Sebelumnya, salah satu petinggi BMW mengatakan kelangkaan komponen elektronik tersebut kemungkinan akan tetap berlangsung hingga 2023.
"Kami masih berada di puncak kekurangan chip. Saya berharap, kami bisa mulai melihat peningkatan paling lambat tahun depan, tetapi kami masih harus menghadapi kekurangan hingga 2023," jelas Chief Executive BMW Oliver Xipse, dalam sebuah wawancana dengan surat kabar Nueu Zuercher Zeitung (NZZ).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Krisis masih panjang
Dalam konferensi pers tahunan yang digelar Maret 2022, produsen asal Bavarian ini memperkirakan krisis chip semikonduktor akan terus berlangsung sepanjang 2022.
Sementara itu, CFO Volkswagen Arno Antlitz mengatakan hal yang senada, jika pabrikan Jerman ini memperkirakan pasokan chip tidak mungkin cukup untuk memenuhi permintaan hingga 2024.
"Kekurangan pasokan struktural kemungkinan baru akan teratasi pada tahun 2024," pungkas Antlitz.
Advertisement