Liputan6.com, Jakarta - Di tengah masifnya kehadiran kendaraan listrik di seluruh belahan dunia, CEO BMW, Oliver Zipse, ternyata punya pandangan lain terkait hal tersebut.
Dilansir dari Drive Australia, ia menjelaskan bahwa saat ini negara di Eropa rasanya masih belum siap untuk meninggalkan kendaraan yang mengadopsi mesin konvensional (Internal Combustion Engine).
Baca Juga
Menurutnya, jika dunia otomotif hanya berpegang pada satu teknologi saja, seperti elektrifikasi, ini akan memberikan pandangan yang berbeda dalam hal skala dan strukturnya.
Advertisement
"Industri akan terlihat berbeda dalam hal skala dan struktur dibandingkan saat ini jika hanya menggunakan satu teknologi (elektrifikasi)," jelas Zipse, seperti disitat Majalah Bisnis Jerman, Wirtschaftwoche.
Alhasil, statemen tersebut pun disambut baik oleh raksasa otomotif Jepang dan Amerika Serikat, Toyota dan Ford. Mereka mengatakan saat ini pemilik kendaraan masih membutuhkan pilihan mengenai apa yang akan menggerakkan kendaraan di masa depan.
Menurut dalih mereka, jika semua kendaraan akan menggunakan satu teknologi yang seragam pada kemudian hari, ini akan menjadi sebuah kewalahan yang begitu besar.
Meski ia secara tersirat tidak setuju dengan pengembangan mobil listrik yang menyesaki jagat otomotif, namun, alternatif yang ditawarkan adalah mengusung teknologi hidrogen. Inovasi tersebut dirasa paling memungkinkan untuk menjadi penyeimbang di industri otomotif.
"Para ahli sepakat bahwa hidrogen adalah satu-satunya sumber energi dengan potensi jangka panjang untuk menggantikan bahan bakar fosil di lalu lintas jalan raya," jelas pernyataan resmi BMW, dilansir dari Drive Australia.
Â
BMW Juga Hadirkan Teknologi Hidrogen untuk Model Terbarunya
Namun demikian, BMW tetap mengikuti roadmap yang telah dilakukan oleh beberapa pabrikan otomotif. Brand ikonik asal Jerman ini juga terus mengembangkan kendaraan listriknya dengan line up Neue Klasse bertenaga baterai yang bakal dilepas ke pasar pada 2025.
Tidak sampai di situ, BMW, juga tengah mengembangkan satu model lain yakni SUV iX5 yang kabarnya akan menggunakan sel bahan bakar hidrogen untuk menggerakkan motor listriknya.
"Anda dapat mengubah (SPBU menjadi hidrogen) dalam dua hari. Cara ke sana lebih relatif singkat, tidak seperti elektromobilitas, di mana Anda memerlukan koneksi ke jaringan tegangan menengah dan Anda memerlukan infrastruktur pengisian daya untuk setiap mobil," tambah Oliver Zipse.
Advertisement