Liputan6.com, Jakarta - Supercar Lamborghini yang diduga model Aventador viral di media sosial akibat mogok hingga mengeluarkan kepulan asap. Video yang memperlihatkan hal tersebut diunggah oleh akun Instagram @jktnewss yang diketahui merupakan kiriman akun @inuu3312.
Mobil itu terlihat mengeluarkan asap tebal berwarna putih dan dengan kondisi mobil berhenti di tengah jalan. Diduga pemilik kendaraan merupakan pria berbaju biru tepat di samping mobil dan tengah menelepon.
Baca Juga
Kronologi
Advertisement
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi resmi terkait apa penyebab mobil itu bisa mengepul seperti itu. Namun kuat dugaan, ia mengalami panas berlebih (overheat) yang membuatnya mogok di jalan.
Dari video itu juga terlihat penutup mesin yang berada di bodi belakang telah dibuka dan asap keluar dari bagian mesin.
Kejadian ini terekam pada hari Sabtu (14/1/2023). Lokasinya berada di Jalan Arteri Permata Hijau, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (sebelum Rumah Sakit Permata Hijau) siang hari.
Yang kemudian menjadi banyak sorotan ialah posisi kendaraan itu berhenti. Berdasarkan rekaman itu, terlihat ia tengah berada di jalur khusus.
Kasus Lama
Kejadian Lamborghini overheat bukan pertama kalinya terjadi di Indonesia. Sebelumnya, di akhir 2013, sebuah Lamborghini mogok dan mengepulkan asap sehingga membuat macet jalan di depan DPR.
Ada lagi peristiwa di Jakarta April 2019 seperti yang diunggah Instagram @mobilgue yang menunjukkan sebuah Lamborghini sedang mengeluarkan asap putih dengan cairan hijau radiator tercecer di jalan.
Bila dicermati, ketiga peristiwa tersebut diawali dengan kondisi jalan yang tidak "normal" untuk sebuah supercar. Jalan macet atau lalu lintas lambat dengan suhu udara tinggi tidak bersahabat dengan supercar ini. Ujungnya ketiga Lamborghini itu overheat.
Robert Hodges, Pakar Teknis Keselamatan Jalan dari Inggris seperti dilansir thenational.ae menyebutkan, "Setiap pemilik supercar harus benar-benar menyadari bahwa musim panas di wilayahnya dapat menghadirkan masalah nyata."
Hodges juga menyatakan sejumlah supercar tidak memiliki spesifikasi yang cocok untuk daerah yang bersuhu tinggi. "Sejumlah pemilik membeli supercar dari grey market yang berujung pada masalah overheat."Â Â
Butuh Perlakuan Khusus
Ia menyarankan agar pemilik mobil memastikan lagi sejumlah spesifikasi teknis mobilnya. Setidaknya pelumas dan cairan pendingin harus benar-benar sesuai dengan kondisi iklim mobil itu berada.
Kasus Lamborghini terbakar tidak saja terjadi di Indonesia seperti yang dialami Lamborghini Aventador milik Raffi Ahmad. Sejumlah supercar asal Italia itu juga mengalami nasib yang sama di Uni Emirat Arab, negara dengan temperatur udara yang relatif tinggi.
Dari catatan thenational.ae, ada tiga kondisi yang membuat Lamborghini terbakar. Pertama karena overfuelling. Pemilik atau petugas SPBU mengisi bahan bakar terlalu banyak. Mobil terbakar karena BBM tumpah atau uap BBM yang langsung tersulut panasnya mesin.
Faktor Panas
Berikutnya karena overheating. Sistem pendinginan mobil tidak dapat mengontrol dan menahan panas mesin. Terakhir karena overrev, RPM mesin terlalu tinggi sehingga membuat panas berlebih.
"Banyak supercar yang sering dikendarai dengan sangat keras dan pada putaran tinggi dan pengemudinya memperbesar pompa bensin sehingga mesin mereka sangat panas. Dalam beberapa kasus manifold saluran keluarnya dapat menyala merah karena panas," Robert Hodges, Pakar Teknis Keselamatan Jalan asal Inggris.
Mengutip dari Liputan6.com, agar Lamborghini tidak mengalami hal buruk lagi, Hodges menyarankan perlakuan khusus untuk supercar.
“Berkendara selama beberapa mil terakhir dengan kecepatan yang lebih lambat, lebih lembut untuk membuat sistem pendingin mobil dan ruang mesin sedikit lebih dingin sebelum berhenti." Â
Sumber: Otosia.com
Advertisement