Liputan6.com, Jakarta - Hyundai menjadi salah satu pabrikan yang paling serius bermain di segmen kendaraan listrik. Tidak hanya soal produk, tapi juga ekosistem pendukungnya, dengan telah memulai pembangunan pabrik baterainya di Cikarang, Jawa barat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bahkan meminta produsen asal korea Selatan ini, untuk juga bisa produksi bus listrik. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, hal tersebut (produksi bus listrik) jadi peluang yang perlu diambil oleh Hyundai setelah mampu membuat mobil listrik pribadi.
Baca Juga
"Saya harap Hyundai bisa memproduksi bus listrik, karena sebagai Gubernur, saya menaruh perhatian tak hanya pada mobil pribadi, tapi transportasi publik berbasis EV (electric vehicle)," ujarnya dalam peresmian dimulainya pembangunan pabrik baterai Hyundai, disitat dari Bisnis Liputan6.com, Jumat (2/6/2023).
Advertisement
Lanjut Ridwan Kamil, proses produksi bus listrik bisa dilakukan dalam waktu dekat. Setidaknya, sekitar 2-3 tahun usai Hyundai memproduksi mobil pribadi Ioniq 5.
Setelah itu, ia menyebut, sebagai bagian dari pemerintah, bakal membuat kebijakan yang mendukung penggunaan bus listrik secara massal.
"Jadi saya harap pada 2 sampai 3 tahun setelah produksi Ioniq, Hyundai bisa produksi bus listrik," kata dia.
"Saya bisa dukung dengan membuat kebijakan untuk adanya transisi penggunaan transportasi publik dari bus berbasis energi fosil ke bus listrik," pungkas Ridwan Kamil.
Telan Investasi Rp 900 Miliar, Hyundai Mulai Bangun Pabrik Baterai Pertama di Indonesia
Hyundai energy Indonesia (HEI), sebagai anak perusahaan Hyundai Motor Group, resmi memulai pembangunan pabrik baterai pertama di Indonesia. Berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, fasilitas perakitan ekosistem mobil listrik ini, merupakan hasil kolaborasi Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dengan Hyundai Mobis.
Pabrik battery system Hyundai ini, juga akan mendukung Indonesia untuk menjadi hub kendaraan listrik di Asia Tenggara.
Sementara itu, dana atau investasi pabrik baterai ini sebesar US$ 60 juta atau setara Rp 900 miliar, dan akan memulai produksi massal pada paruh pertama 2024.
Chang Oug Hong, President Director Hyundai Energy Indonesia mengatakan, pembangunan pabrik battery system ini semakin menegaskan komitmen Hyundai dalam memimpin elektrifikasi di industri otomotif Indonesia.
"Adapun investasi yang diputuskan sudah melalui pertimbangan matang dan terukur dari principle global Hyundai untuk memastikan kapabilitas fasilitas tersebut dalam mendukung rantai pasok kendaraan listrik secara maksimal," ujarnya, saat peresmian pabrik baterai Hyundai, Rabu (31/5/2023).
Pabrik battery system ini bertujuan untuk memastikan pasokan baterai kendaraan listrik yang stabil untuk mobil listrik bertenaga baterai atau battery electric vehicle (BEV), serta memperkuat rantai pasok dalam kegiatan produksi secara berkelanjutan.
Advertisement