Catatkan Rekor Ekspor Tertinggi, Ini Pemicu Mobil China Menjamur di Jalanan Dunia

Produsen mobil China harus membuat pilihan antara pergi ke luar negeri atau kalah di pasar domestik

oleh Khizbulloh Huda diperbarui 12 Mei 2024, 18:13 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2024, 18:13 WIB
Produksi Mobil Listrik BYD Sudah Tembus 7 Juta Unit (Motor1)
Produksi Mobil Listrik BYD Sudah Tembus 7 Juta Unit (Motor1)

Liputan6.com, Beijing - Jenama otomotif asal China akhir-akhir ini tengah menjamur di pasar global. Bukan hanya secara kasat mata atau lalu lalang berita semata, data ekspor mobil China memang tengah menunjukkan rekor catatan lonjakan volume tertinggi pada April lalu.

Disitat dari Reuters, Minggu (12/5/2024), laporan terbaru menunjukkan lonjakan ekspor 38 persen dibanding bulan April tahun lalu, dengan jumlah 417.000 kendaraan dikapalkan. Jumlah ini melanjutkan momentum kuat dari bulan sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan ekspor sebesar 39 persen, menurut laporan China Passenger Car Association (CPCA).

Strategi yang dilancarkan jenama-jenama China untuk sedikit bergeser dari posisi nyamannya di pasar mobil domestik terbesar di dunia tersebut dipancing penjualan mobil yang tengah melesu di China selama pemulihan ekonomi yang lemah. Kondisi ini berakibat pada psikologis konsumen yang lebih berhati-hati dalam membelanjakan barang-barang besar.

Penjualan domestik China pada bulan April turun 5,8 persen dari tahun sebelumnya, ditambah dengan tengah semakin ketatnya persaingan harga antara produsen otomotif Negeri Tirai Bambu tersebut.

Angka nyata penjualan pada bulan April menyentuh 1,55 juta kendaraan terjual, yang juga turun 9,6 persen dibanding bulan Maret.

"Kelesuan pasar lebih buruk dari perkiraan, sementara beberapa produsen mobil masih berusaha untuk terus berproduksi dan mengakibatkan peningkatan persediaan di dealer," kata Cui Dongshu, sekretaris jenderal CPCA.

Cui melanjutkan bahwa produsen mobil lokal China harus membuat pilihan antara pergi ke luar negeri atau kalah, karena persaingan di pasar domestik semakin ketat. 

Kini, model-model mobil penumpang dari negara tersebut tengah secara aktif menjajaki pasar ekspor Amerika Selatan, Australia, dan ASEAN.

Meski demikian, investigasi anti-subsidi yang dijatuhi kepada kendaraan China oleh Uni Eropa yang sedang berlangsung, tengah menghantui ekspor mereka ke pasar Eropa yang sebenarnya telah mereka jajal.

Sementara di sisi lain, tembok Amerika Utara masih belom berhasil dijebol olehnya.

Penjualan Mobil Listrik Masih Kalah dari Mobil Hybrid China

Kendaraan energi baru telah berhasil menyumbang 43,5 persen dari total penjualan mobil di China pada bulan April, rekor tertinggi dalam sebulan penuh. Kenaikan ini telah membuka lebar jalan bagi pasar mobil terbesar di dunia tersebut untuk mempercepat tujuan ramah lingkungannya.

Meski begitu, apa yang tengah dilihat sebagai senjata andalan China, mobil listrik, memiliki pangsa pasar yang masih jauh di bawah kendaraan plug-in hybrid.

Penjualan EV (electric vehicle) meningkat 12,1 persen dan PHEV (plug-in hybrid) 64,2 persen pada bulan April dibanding bulan sebelumnya.

Sementara di Maret lalu, peningkatan itu senilai 10,5 persen bagi EV dan 75,4 persen bagi PHEV, yang menandakan kontraksi bagi EV dan penurunan bagi PHEV. EV terpantau tengah merangkak pelan.

Sementara di pasar global, performa PHEV China telah memangsa hampir 70 persen pasar PHEV, meninggalkan Jepang sebagai pelopor teknologi hybrid di capaian 1,9 persen pada kuartal pertama 2024.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya