Demi Dongkrak Produksi Mobil Listrik, China Bakal Batasi Ekspor Bahan Mineral

China dikabarkan akan membatasi ekspor sejumlah sumber mineral yang digunakan untuk memproduksi kendaraan listrik (EV). Pembatasan ekspor yang diusulkan terkait dengan teknologi yang digunakan untuk memproduksi litium dan galium

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2025, 16:03 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2025, 16:03 WIB
baterai
Sistem pengisian daya dan baterai mobil listrik Aion adopsi teknologi tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - China dikabarkan akan membatasi ekspor sejumlah sumber mineral yang digunakan untuk memproduksi kendaraan listrik (EV). Pembatasan ekspor yang diusulkan terkait dengan teknologi yang digunakan untuk memproduksi litium dan galium.

Disitat dari kanal Bisnis Liputan6.com via CNN Business, Senin (6/1/2025) keterangan yang diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan China mengungkapkan bahwa negara itu juga berencana menambah teknologi katode baterai ke dalam daftar pembatasan ekspornya.

Jika disetujui, penambahan baru tersebut akan membentuk putaran kendali ekspor mendatang yang diberlakukan oleh China pada sejumlah bahan penting dan teknologi yang dibutuhkan untuk memproduksi semikonduktor dan baterai EV.

"Yang dapat kami sampaikan kepada Anda sebagai prinsip adalah bahwa Tiongkok menerapkan langkah-langkah pengendalian ekspor yang adil, wajar, dan tidak diskriminatif,” kata Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, ketika ditanya tentang usulan tersebut selama konferensi pers pekan lalu.

Rencana pembatasan ekspor tersebut diumumkan sebulan setelah China melarang penjualan sejumlah material penting untuk produksi semikonduktor dan teknologi lainnya, termasuk galium, germanium, antimon, dan material lainnya ke AS.

Itu sebagai respons terhadap kontrol ekspor baru pada semikonduktor buatan AS yang diberlakukan oleh pemerintahan Joe Biden yang akan lengser.

“Jika diterapkan, larangan atau pembatasan dapat secara signifikan memperkuat dominasi (China) dalam ekosistem baterai, terutama untuk meningkatkan rantai pasokannya untuk baterai EV," ujar Liz Lee, direktur asosiasi di Counterpoint Research.

"Tergantung pada tingkat kendali ekspor, hal itu dapat menjadi masalah bagi produsen litium Barat yang ingin menggunakan teknologi China untuk memproduksi litium, yang merupakan salah satu material inti untuk katoda baterai,” bebernya.

Dominasi China

Sebagai informasi, China mendominasi industri global untuk bahan-bahan seperti galium, logam lunak yang umum digunakan untuk memproduksi senyawa yang dapat membuat cip frekuensi radio untuk telepon seluler dan komunikasi satelit.

Dan litium, yang ada di mana-mana dalam kehidupan sehari-hari karena digunakan untuk membuat baterai untuk segala hal mulai dari telepon pintar dan laptop hingga kendaraan listrik.

Adam Webb, kepala bahan baku baterai di konsultan Benchmark Mineral Intelligence, menilai bahwa langkah pembatasan akan mendukung mempertahankan 70% kendali China atas pemrosesan litium global.

"Langkah-langkah yang diusulkan ini akan menjadi langkah untuk mempertahankan pangsa pasar yang tinggi ini dan mengamankan produksi kimia litium untuk rantai pasokan baterai domestik China," katanya.

Permintaan global untuk baterai lithium-ion diperkirakan akan melonjak selama 10 tahun ke depan, menurut perkiraan McKinsey pada tahun 2023, dengan jumlah gigawatt jam yang dibutuhkan meningkat dari sekitar 700 pada tahun 2022 menjadi sekitar 4.700 pada tahun 2030.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya