Peta Jalan Kendaraan Hidrogen Masih Tersandung Regulasi

Yang menjadi hambatan eksistensi kendaraan berbasis hidrogen tidak hanya terkait regulasi dan juga insentif, tetapi juga harga produknya masih menjadi alasan tersendiri dalam peredaran kendaraan hidrogen di Tanah Air.

oleh Tim Otomotif diperbarui 15 Feb 2025, 12:03 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2025, 12:03 WIB
Toyota Hydrogen Refueling Station (HRS)
Toyota Indonesia meresmikan fasilitas Hydrogen Refueling Station (HRS) yang terletak di xEV Center Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang Plant 3, Karawang, Jawa Barat. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Peta jalan terkait transportasi berbasis hidrogen di Indonesia saat ini masih membutuhkan pembahasan yang lebih mendalam. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan peta jalan kendaraan hidrogen masih terkendala regulasi dan juga insentif.

Menurut Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi, Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) masih menjadi penyangga tertinggi untuk pemberian insentif yang kini belum dibahas lebih lanjut.

"Jadi, dasarnya itu yang membuat kita mandek karena regulasi tidak ada," kata Eniya Listiani di sela-sela kegiatan acara Toyota Carbon Neutrality, di Jakarta, Jumat (14/2/2025).

Dalam RUU EBET, ungkapnya, terdapat salah satu pasal yang menekankan bahwa para pelaku atau badan usaha yang melakukan mitigasi iklim ataupun memiliki kegiatan penurunan emisi bakal mendapatkan insentif via emisi karbon. "Tidak ada untuk mengalihkan, misalnya mengalihkan insentif dari fosil ke yang renewable energy. Nah, nanti kalau sudah ada cantolan dasar hukumnya baru kita upayakan bagaimana modelnya."

Eniya menyatakan, yang menjadi hambatan eksistensi kendaraan berbasis hidrogen tidak hanya terkait regulasi dan juga insentif, tetapi juga harga produknya masih menjadi alasan tersendiri dalam peredaran kendaraan hidrogen di Tanah Air. Berbeda dengan Jepang yang saat ini sudah mulai memasarkan kendaraan berbasis hidrogen menjual kendaraan tersebut dengan harga yang cukup terjangkau, yakni 1.7 juta Yen atau setara dengan Rp 180.908.900.

Sehingga, sambungnya, kalau Indonesia masuk ke dalam fase kendaraan hidrogen dan banyak produsen otomotif yang bermain serta memproduksi kendaraan tersebut secara lokal, maka harga kendaraan tersebut menjadi lebih terjangkau.

Untuk saat ini, Indonesia telah memiliki dua lokasi Stasiun Pengisian Bahan Bahar Hidrogen (SPBH) yang berada di Senayan, Jakarta Selatan dan juga Karawang, Jawa Barat. Dengan hadirnya dua SPBH ini menjadi stimulus berkembangnya kendaraan jenis hidrogen di Indonesia.

Toyota Indonesia Resmikan Fasilitas Hydrogen Refueling Station

Habiskan Investasi Rp 35 Miliar, Toyota Resmikan Fasilitas Hidrogen di Karawang (Arief A/Liputan6.com)
Habiskan Investasi Rp 35 Miliar, Toyota Resmikan Fasilitas Hidrogen di Karawang (Arief A/Liputan6.com)... Selengkapnya

Toyota Indonesia meresmikan fasilitas Hydrogen Refueling Station (HRS) yang terletak di xEV Center Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang Plant 3, Karawang, Jawa Barat.

Fasilitas dengan nilai investasi lebih dari Rp 35 miliar ini merupakan bentuk konkret kolaborasi antara jenama asal Jepang tersebut dengan berbagai pihak seperti pemerintah, industri otomotif nasional, akademisi, serta beberapa perusahaan energi besar seperti Pertamina dan PLN.

2030 Fasilitas HRS Toyota Indonesia akan berperan dalam mendukung transisi energi menuju masa depan yang lebih hijau, sesuai dengan arahan Indonesia menuju transisi energi pada tahun 2030.

Fasilitas ini tidak hanya fokus pada pengembangan energi terbarukan, tetapi juga memperhatikan ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Untuk diketahui, fasilitas HRS memiliki dua tipe sistem tekanan, yaitu 350 bar untuk pengisian forklift dan 700 bar untuk pengisian kendaraan Toyota Mirai dan truk FC (Fuel Cell).

Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto turut menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan semua pihak dalam pendirian fasilitas HRS ini.

"Peluncuran fasilitas ini menandai langkah penting dalam transisi energi bersih di Indonesia, dan menjadi bagian dari upaya mencapai target Net Zero Emissions (NZE) 2060," ujar Nandi, dalam peresmian fasilitas HRS, Selasa (11/2/2025).

Fasilitas HRS ini juga mendukung visi Toyota yang lebih luas, yaitu Beyond Zero, yang mencerminkan komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan solusi teknologi untuk mencapai netralitas karbon.

Hal ini tidak hanya melalui pengurangan emisi, tetapi juga dengan memperkenalkan teknologi ramah lingkungan seperti kendaraan berbasis hidrogen.

Toyota Mirai, kendaraan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) yang hadir dalam acara ini menjadi ikon teknologi hidrogen raksasa otomotif Negeri Sakura ini.

Model ini hanya mengeluarkan uap air sebagai emisi, menawarkan efisiensi tinggi dengan waktu pengisian hanya sekitar tiga menit, dan memiliki jarak tempuh yang jauh.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya