Ahok-Djarot Kerap Diadang, Pengamanan Kampanye Diperkuat

Penambahan personel itu di luar petugas yang telah melekat pada tiap-tiap paslon.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 16 Nov 2016, 12:40 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2016, 12:40 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan menyayangkan sikap segelintir masyarakat yang mengadang kandidat tertentu saat kampanye Pilkada DKI 2017. Polisi pun menggandeng sejumlah stakeholder untuk mengantisipasi ancaman-ancaman selama penyelenggaraan pilkada.

"Itu (pengadangan) enggak boleh, itu mengganggu jalannya pilkada dan itu pelanggaran. Kita sudah koordinasi dengan Bawaslu. Panwaslu untuk mengambil langkah," ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (16/11/2016).

Iriawan menegaskan, pengamanan selama kampanye diterapkan untuk semua pasangan calon. Sebab, masing-masing pasangan juga memiliki potensi gangguan.

"Pelaksanaan kampanye harus berjalan. Dari mana pun pasangan calon itu, pasangan nomor urut 1, 2, 3 tidak boleh diganggu," kata dia.

Namun sejauh ini, hanya pasangan calon nomor urut 2 yang kerap mendapatkan perlawanan dari segelintir orang saat melakukan kampanye. Karena itu, polisi meningkatkan jumlah pengamanan terhadap pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat atau Ahok-Djarot.

"Kita akan tambahkan personel apabila pasangan nomor urut 2 kampanye di wilayah tertentu. Sekarang kan ancaman kepada nomor urut 2, ya kita lakukan itu, harus jalan," jelas Iriawan.

Dia menjelaskan, penambahan personel itu di luar petugas yang telah melekat pada tiap-tiap paslon. Penambahan personel saat pengamanan kampanye ini juga bersifat situasional.

"Kalau kampanye di kecamatan kita tambahkan 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi) sekitar 90 orang. Kalau memang kurang kita tambah, kalau cukup kita bisa kurangi," kata dia.

Mantan Kadiv Propam Mabes Polri itu menegaskan, penambahan personel keamanan sudah diterapkan pada pasangan Ahok-Djarot.

"Kemarin sudah 1 SSK, karena kita lihat massa yang menghadang, tergantung situasi yang mengganggu jalannya kampanye," pungkas Iriawan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya