Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar konsolidasi untuk menghadapi putaran kedua Pilkada DKI 2017. DPP mengajak Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP se-DKI Jakarta, ketua, dan sekretaris Pimpinan Anak Cabang (PAC) atau tingkat kecamatan.
Konsolidasi itu juga dihadiri Ketua DPP Bidang Organisasi PDIP yang juga cawagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Baca Juga
"Kami lakukan evaluasi dan konsolidasi untuk persiapan putaran kedua," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto di kantor DPP PDI Perjuangan, Sabtu 18 Februari 2017.
Advertisement
Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDIP Arif Wibowo mengatakan, dalam pilkada putaran pertama, 15 Februari 2017, pihaknya mendapatkan banyak laporan yang terjadi di lapangan. Salah satunya terkait hak pilih warga DKI Jakarta.
"Laporan pada hari H (15 Februari 2017), ada 56 kader kami yang melapor sulitnya menggunakan hak pilih. Dari mulai tak ada di DPT (Daftar Pemilih Tetap) sampai memiliki KTP, tapi tak boleh memilih," kata Hasto.
Selain itu, ada pelaporan terkait kertas C6 atau undangan untuk memilih, tidak diberikan sepenuhnya kepada warga DKI Jakarta.
"Dari satu keluarga ada enam orang pemilih, tapi hanya dikasih dua C6," sambung Arif.
Arif berharap, penyelenggaraan Pilkada DKI 2017 putaran kedua bisa lebih transparan.
"Kita berharap dan mendesak pada putaran kedua, Bawaslu, KPU DKI Jakarta lebih proaktif untuk memutakhirkan DPT dan menegakkan dan mengantisipasi adanya pemilih siluman," kata Arif.