Respons KPU DKI soal Ahok - Djarot Tinggalkan Rapat Pleno

Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan, antara KPU DKI dan Ahok - Djarot terjadi kesalahpahaman.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 05 Mar 2017, 11:38 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2017, 11:38 WIB
Ketua KPU DKI soal Ahok - Djarot
Ketua KPU DKI soal Ahok - Djarot

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat atau Ahok-Djarot meninggalkan acara Rapat Pleno Terbuka Penetapan Pasangan Calon dan Peluncuran Tahapan Kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur yang berlangsung di Hotel Borobudur Jakarta, Sabtu 4 Maret 2017, sebelum acara di mulai.

Ahok-Djarot meninggalkan lokasi rapat karena kesal acara berjalan tak sesuai jadwal yang sudah ditentukan.

"Mohon maaf, ini kita melihat ada ketidakprofesionalan dari penyelenggara (Pilkada DKI). Kami benar-benar menghargai undangan dari KPUD," ujar Djarot usai meninggalkan ruang acara.

"Kami sudah lengkap, datang jam 7, tapi tadi kami lihat mereka masih makan-makan dan belum dimulai," sambung Djarot.

Terkait hal ini, KPU DKI membela diri. Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno mengatakan, antara KPU DKI dan Ahok-Djarot terjadi kesalahpahaman.

"Sebenarnya bukan keterlambatan, kita kan menunggu. Kita menunggu supaya paslon itu semua hadir. Ini kan pengantinnya pasangan gubernur ini," ujar Sumarno usai acara.

Sumarno mengatakan, saat dia tiba di ruang pertemuan Flores, lokasi yang ditetapkan untuk acara, dia sempat menanyakan keberadaan pasangan calon Ahok-Djarot dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

"Jadi, tadi saya datang, saya nanya, apakah sudah hadir semua, katanya ternyata belum," sambung Sumarno.

Sumarno tak setuju tuduhan keterlambatan acara dilayangkan kepada pihaknya. "Jadi tidak benar tadi dianggap bahwa kita menunggu paslon nomor urut 3 (Anies-Sandi). Nomor urut 3 juga sudah hadir," kata Sumarno.

Sumarno tak mengetahui jika pasangan Ahok-Djarot mengklaim sudah hadir dari pukul 19.00 WIB, waktu yang sudah ditetapkan untuk memulai acara.

"Tapi tadi kan pasangan calon Pak Ahok-Djarot berada di ruangan lain. Yang bukan di ruangan yang disiapkan oleh KPU, sehingga KPU tidak mengetahui bahwa beliau sudah ada di situ. Enggak ngerti kalau sudah menunggu," kata Sumarno.

Sumarno melanjutkan, jika pihak KPU DKI Jakarta tahu Ahok-Djarot sudah berada di lingkungan Hotel Borobudur, acara bisa dilaksanakan lebih cepat dari jadwal yang sudah ditentukan.

"Ini hanya saling menunggu. Karena kan saya menunggu. Enggak ada Pak Ahok kan, cuma ada Pak Anies-Sandi. Tiba-tiba beliau (Ahok-Djarot) masuk dan menyatakan kenapa kok enggak dimulai saya sudah nunggu lama. Rupanya menunggunya di tempat lain. Kita kan enggak tahu," papar Suumarno.

"Padahal sudah ada ruang tunggu untuk calon. Disiapkan ruang VIP. Kan kita awali dengan makan malam, disiapkan makan malamnya," lanjut Sumarno.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya