Liputan6.com, Jakarta - Cawagub DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat akan memiliki tampilan baru dalam gambar surat suara untuk pemilihan putaran kedua Pilkada DKI tanggal 19 April nanti. Pada surat suara baru tersebut, Djarot mengenakan peci hitam.
Permasalahan peci ini, seolah menjadi masalah baru bagi calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Djarot mengatakan dirinya mengenakan peci dalam surat suara putaran kedua merupakan usulan dari tim pemenangan Ahok-Djarot.
Djarot juga membantah, jika penggunaan peci pada dirinya dalam surat suara yang baru untuk Pilgub DKI Jakarta putaran kedua, untuk menepis isu SARA yang masih kencang menerpa pasangan calon nomor urut dua itu.
Advertisement
Djarot berpendapat, peci atau kopiah bukan hanya simbol bagi umat Muslim, tetapi juga simbol nasional. Bahkan yang memopulerkan penggunaan peci di Indonesia adalah Presiden ke-1 RI, Soekarno. "Dan peci ini kan sebetulnya bukan hanya bagi umat Muslim. Peci ini sebagai simbol nasional yang dipopulerkan Bung Karno," ucap Djarot.
Sekretaris tim pemenangan Ahok-Djarot, TB Ace Hasan Sadzily mengaku tak ada alasan khusus. Peci menurutnya sebagai simbol nasionalisme. Sementara Ahok tidak mengenakan peci, dianggap Ace biasa, karena sebenarnya menyangkut kenyamanan. "Tidak ada tujuan khusus. Pak Djarotingin pakai peci karena itu lebih menunjukkan identitas nasionalis," ucap Ace.
Penampilan baru Djarot yang mengenakan peci pada surat suara Pilgub DKI Jakarta putaran kedua, juga mendapat sindiran halus dari Anies Baswedan, ia melontarkan sindiran halus lantaran perubahan itu hanya dilakukan oleh Djarot dan tidak diikuti oleh pasangannya calon Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Saya malah heran kok yang satu (Ahok) enggak pakai (peci), ya? Kalau memang lambang kebangsaan harusnya pakai dong. Ini lagi kami senang ditiru juga, dan meniru itu artinya mengakui. Dan kami pakai ini adalah lambang dari kebangsaan jika anda seorang Indonesia pakailah peci karena lambang dari kebangsaan,” ucap Anies.
TB Ace Hasan Syadzily mengatakan, tidak ada tujuan khusus yang ingin dicapai dengan pemakaian peci oleh Djarot dalam desain surat suara. Ia juga menyebut pihaknya tidak khawatir jika dianggap mengikuti pasangan Anies-Sandi yang sudah sejak awal memakai peci dalam desain surat suara. Ace juga mengungkapkan, dirinya tidak setuju bila tampilan Djarot bertujuan untuk menarik lebih banyak suara.
"Ya enggak ada alasan, pengin pake peci aja, tidak ada tujuan khusus. Beliau (Djarot) ingin pakai peci karena itu lebih menunjukkan identitas nasional, beliau gitu. Enggak (khawatir), masak ikut-ikutan," kata Ace
Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno menyampaikan hal untuk menanggapi calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Djarot Saiful Hidayat, yang mengenakan peci dalam surat suara pilkada putaran kedua. Menurut Sandi, ia sangat menyambut baik keputusan Djarot tersebut.
"Ya mudah-mudahan semakin banyak kepala daerah yang pakai peci. Peci repsesentasi nusantara. Semua orang pakai peci. Bung Karno pakai peci. Saya lihat Pak Basuki juga suka pakai peci. Bagus, cakep lagi," ujar Sandi.
Sementara itu Raja Juli Antoni yang juga menjadi juru bicara Tim Pemenangan Ahok-Djarot, mengatakan Ahok dan Djarot memiliki preferensi gaya yang berbeda. Ahok lebih suka tidak memakai kopiah. "Jadi itu pilihan pribadi mereka. Tidak ada alasan khusus," jelas Toni.
(*)