Djarot Ungkap 2 Program Guna Membangun Pemukiman Layak di Jakarta

Menata pemukimanan kota Jakarta yang dikenal padat memang bukanlah tugas yang mudah, namun hal tersebut patut dilakukan

oleh Liputan6 diperbarui 06 Apr 2017, 11:12 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2017, 11:12 WIB
Djarot
Djarot Ungkap Dua Program Guna Membangun Pemukiman Layak Di Jakarta

Liputan6.com, Jakarta Menata pemukimanan kota Jakarta yang dikenal padat memang bukanlah tugas yang mudah, namun hal tersebut patut dilakukan demi membuat warga Jakarta dapat hidup lebih nyaman. Untuk melakukan hal tersebut, Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Djarot Saiful Hidayat sudah memiliki dua model besar dalam membangun permukiman di Jakarta.

Cara pertama, lanjut Djarot yang perlu dilakukan untuk menata pemukimana di Jakarta adalah dengan merevitalisasi permukiman kumuh. Lalu cara kedua adalah dengan menyediakan lahan untuk membangun rumah susun (rusun) setara apartemen.

Mengenai program revitalisasi permukiman kumuh, Djarot akan melibatkan gabungan pasukan merah, biru, dan oranye.  Seperti diketahui, pasukan merah merupakan pasukan khusus yang diperuntukan guna melakukan perbaikan rumah warga Jakarta yang tergolong tidak mampu.

Sedangkan pasukan biru, merupakan pasukan yang bertugas untuk memberishkan saluran air di Jakarta. Tugas pasukan biru ini sangatlah berat mengingat masalah banjir di Ibu Kota yang sangat kompleks.

Selain itu, terdapat juga pasukan oranye yang memiliki tugas untuk mengangkut sampah serta memelihara kebersihan sarana umum yang kerap digunakan warga Jakarta. Untuk menunjang program yang diungkapkan Djarot, ia meminta warga untuk terlibat langsung dalam kegiatan revitalisasi dengan sistem gotong royong.

"Saya bilang ke Pak Basuki untuk urusan bedah rumah ini saya turun tangan langsung. Prinsipnya gotong royong, warga juga gotong royong untuk membantu," ucap Djarot di Pulogebang, Jakarta Timur, Selasa (4/4/2017).

Djarot pun meminta warga untuk tidak salah mengira dengan berpersepsi program bedah rumah yang dicanangkannya bersama Ahok itu, berarti akan menggusur pemukiman warga. Menurutnya, program tersebut justru untuk menata rumah warga agar terlihat lebih indah.

"Jangan disampaikan kita akan gusur rumahnya, kita menata. Terus terang kita, mohon maaf, kami tidak bisa menyediakan rumah Rp 350 juta. Kita apresiasi itu program baik, tapi persoalannya iso (bisa) nggak dilaksanakan," tutur Djarot.

Kemudian, Djarot juga akan membangun rusun setara dengan apartemen. Djarot menyebut rusun tersebut nantinya memiliki luas bangunan 36 meter persegi.

"Rusun yang sekarang ini kan seperti apartemen. Ukurannya 36 meter persegi, jadi cukup besar untuk mereka," kata Djarot saat blusukan di Penggilingan, Jakarta Timur.

Djarot menargetkan program tersebut dapat berjalan pada tahun ini, dan untuk pembangunan rusun direncakan bisa mencapai 10 ribu unit. Nantinya, lanjut Djarot, rusun yang dibangun tersebut diperuntukkan bagi warga tidak mampu yang ada di DKI Jakarta.

"Nanti untuk menampung mereka-mereka warga yang mengontrak yang tidak mampu. Mereka paling bayar satu hari Rp 5 ribu atau yang paling mahal Rp 10 ribu. Berarti kan sebulan 150 ribu, 200 ribu untuk biaya pengelolaan, " ucapnya.

Harga sewa rusun akan dibuat murah, lantaran Djarot mengaku pernah berbincang dengan beberapa warga mengenai harga sewa kontrakan 1 pintu di Jakarta, yang diketahui bisa mencapai Rp 1 juta per bulan. Menurut Djarot, biaya tersebut terbilang mahal bagi warga kurang mampu.

"Anda tahu nggak berapa yang sewa-sewa kontrak tadi. Itu yang satu pintu di sini tadi, saya tanya sebulan Rp 1 juta itu masih bayar listrik dan bayar air," imbuh Djarot. 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya