Khofifah Dengarkan Curhat Nelayan Lamongan di Hari Pertama Kampanye

Khofifah Indar Parawansa melakukan navigasi program di kampanye hari pertama dengan mengunjungi sejumlah tempat di Lamongan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 15 Feb 2018, 19:48 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2018, 19:48 WIB
Khofifah Indar Parawansa. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Khofifah Indar Parawansa. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan navigasi program di kampanye hari pertama dengan mengunjungi sejumlah tempat di Lamongan. Di antaranya Tempat Pelelangan Ikan, ke Pasar Kliwon Blimbing Paciran, ke kampung nelayan dan mengunjungi UKM tenun songket Paradila.

Khofifah terlibat dialog aktif dengan para nelayan untuk mendengarkan keluh kesah, melihat, dan mencari solusi atas persoalan yang dirasakan para nelayan.

"Bagaimana sebetulnya para nelayan ini tetap bisa melaut, habitat laut bisa tetap terlindungi, masyarakat di sekitar area tempat dimana nelayan itu bisa merapatkan kapalnya itu juga bisa hidup," tutur Khofifah, Kamis (15/2/2018).

Menurut Cagub Jatim nomor urut 1 ini, persoalan saat ini yang dihadapi para nelayan adalah, pelarangan penggunaan Cantrang oleh Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pujiastuti. Untuk itu, Khofifah ingin melihat secara langsung kondisi dan situasi Cantrang yang dimiliki para nelayan ini.

"Kan kita ini melihat mendengar memantau bahwa mereka yang selama ini menggunakan Cantrang itu kan melakukan aksi menyampaikan aspirasi," kata Khofifah.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Simbiosis Mutualisme

Khofifah Indar Parawansa
Cagub Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat berkunjung ke Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (31/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kondisi nelayan yang menjadi tempat kunjungan Khofifah hari ini, yakni di kampung nelayan di Desa Kandang Semangkan Barok, Karang Asem, Lamongan, Cantrang yang dimiliki para nelayan sebesar 30 Gross Ton (GT) ke bawah.

"Menurut saya kalau kualifikasinya ini 30 GT kebawah, ini sesuatu yang masih pada batas-batas untuk bisa melaut," ucap Khofifah.

Khofifah menegaskan, harus membangun simbiosis mutualisme, dalam rangka bagaimana modulasi yang ada, menjawab kebutuhan masyarakat tanpa merusak lingkungan tanpa merusak habitat laut.

"Proses-proses seperti inilah yang disebut simbiosis mutualisme," ujar Khofifah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya