Alasan Profesor Jebolan AS Jadi Relawan Rindu

Fahlino adalah alumni SMAN 3 Bandung yang kemudian melanjutkan studi tingkat lanjut di Amerika Serikat.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 12 Mar 2018, 11:40 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2018, 11:40 WIB
emil
Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum mengikuti tes kesehatan di Paviliun Parahyangan RSUP Hasan Sadikin, Kota Bandung, Kamis (11/1/2018). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Dukungan kepada pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) untuk maju sebagai cagub dan cawagub dalam Pilgub 2018, tak hanya datang dari warga Jawa Barat. Seorang warga Bandung yang telah lama bermukim di Boston Massachusetts Amerika Serikat, Prof. Fahlino Sjuib, Ph.D. sengaja datang ke Bandung untuk memberikan dukungannya kepada pasangan Rindu.

Fahlino adalah alumni SMAN 3 Bandung yang kemudian melanjutkan studi tingkat lanjut di Amerika Serikat. Setelah menyelesaikan S1 di Unpar Bandung, Fahlino melanjutkan studi tingkat master di Western Illinois University, dan kemudian merampungkan studi doktoralnya dalam bidang ekonomi makro di Kansas State University.

"Saya melihat sosok pemimpin seperti ini ada pada diri RK. Dengan kemampuan, pengalaman, dan integritas beliau, saya yakin Jawa Barat dan masyarakatnya akan bisa maju pesat apabila dipimpin oleh beliau," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Minggu (11/3).

Sebagai seorang ekonom, Lino datang dari Boston untuk membantu Ridwan Kamil dalam menyusun program-program ekonomi dan pembangunan Jawa Barat.

"Kebetulan Jawa Barat bukan daerah yang asing bagi saya karena saya lahir dan tumbuh besar di Jawa Barat, sehingga saya dapat memahami dengan baik tantangan dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat di Jawa Barat," ungkap pria kelahiran Bandung, 13 Desember 1972 ini.

Dijelaskannya, persoalan mendesak di Jawa Barat utamanya adalah persoalan ekonomi. Salah satu indikatornya, menurut Lino adalah dengan melihat besaran kontribusi Jawa Barat terhadap perekonomian nasional.

"Jika dilihat dari kontribusi Jawa Barat terhadap perekonomian nasional, terlihat bahwa kontribusinya cenderung terus menurun," paparnya.

Dia menjelaskan, pada tahun 1996, kontribusi Jawa Barat terhadap perekonomian nasional tercatat sebesar 17,5%, namun menurun menjadi 15% pada tahun 2006 dan kemudian menjadi 13% pada tahun 2016.

"Ini menandakan bahwa sudah saatnya diperlukan suatu perubahan untuk meningkatkan ekonomi di Jawa Barat," tegasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ekonomi Persoalan Penting

Pasangan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum mendaftar ke KPUD Jabar
Pasangan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum mendaftar ke KPUD Jabar (Liputan6.com/ Kukuh Saokani)

Indikator lainnya untuk adanya perubahan dalam peningkatan ekonomi di Jawa Barat, menurutnya adalah hasil survei yang menyebutkan, mayoritas masyarakat di Jawa Barat menyatakan bahwa persoalan ekonomi adalah persoalan yang paling penting dan menjadi prioritas pemerintah untuk diatasi.

Oleh karenanya, Lino merekomendasikan pasangan Rindu memprioritaskan program pada tiga hal yaitu, lapangan kerja, peningkatan daya beli masyarakat dan pembangunan infrastruktur.

Untuk lapangan kerja, harus dipahami bahwa tugas pemerintah, di pusat maupun di daerah, bukanlah menyediakan lapangan pekerjaan karena lapangan kerja diciptakan oleh kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh dunia usaha.

Ditegaskan Lino, peran pemerintah yang paling penting adalah menciptakan ekosistem yang menunjang penciptaan lapangan kerja dan kesempatan bekerja.

Untuk Jawa Barat, sambung Lino, penciptaan lapangan kerja diharapkan banyak tercipta dari kegiatan industri, perdagangan, dan pertanian karena tiga sektor ini adalah tulang punggung perekonomian Jawa Barat.

Pada tahun 2016, sektor industri menyumbang sebesar 42% untuk PDRB Jawa Barat, kemudian disusul oleh sektor perdagangan sebesar 15% dan sektor pertanian, sebesar 9%. Dengan kata lain, 66% PDRB Jabar atau dua per tiga PDRB Jawa Barat berasal dari 3 sektor ini.

“Data ini memberikan pertanda bahwa tiga sektor ini merupakan sektor unggulan di Jawa Barat, yang jika dikembangkan secara optimal dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, dengan daya saing tidak hanya di tingkat nasional juga di level internasional,” ungkap mantan penasehat fiskal pemerintah RI dari AIPEG (Australia Indonesia Economic Partnership for Economic Governance) ini.

Terlebih, untuk kegiatan industri, propinsi Jawa Barat merupakan jantung industri nasional di mana 50 persen industri nasional berada di wilayah propinsi Jawa Barat sehingga ekonomi Jawa Barat mempunyai potensi tumbuh yang sangat besar dari sektor industri. Untuk memaksimalkan pertumbuhan ekonomi dari sektor industri, maka diperlukan strategi yang mendorong sektor-sektor ini untuk tumbuh lebih cepat sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang besar.

 


Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Ridwan Kamil dan Uu Rizhanul Ulum dalam acara Jalan Santai HUT PPP ke-46 di Bandung (Istimewa)
Ridwan Kamil dan Uu Rizhanul Ulum dalam acara Jalan Santai HUT PPP ke-46 di Bandung (Istimewa)

Menyangkut daya beli masyarakat, menurut Lino ada dua hal yang harus diperhatikan yaitu pertama pendapatan masyarakat dan kedua, harga bahan kebutuhan. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, diperlukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Selama ekonomi Jawa Barat bisa terus tumbuh, maka akan meningkat pula kegiatan produksi yang dapat menyerap tenaga kerja. Sedangkan untuk menjaga harga bahan kebutuhan, maka pasangan RINDU harus terus berupaya menjaga kecukupan pasokan kebutuhan barang dengan meningkatkan penyediaan infrastruktur di Jawa Barat sehingga dapat memperlancar arus distribusi," papar anggota Indonesia – Japan Economic Coperation Team – JICA dan anggota dewan Gershon Lerman Group yang berpusat di New York ini.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan mempercepat realisasi anggaran pemerintah yang merata sepanjang tahun dan memberikan bantuan sosial dan subsidi yang tepat sasaran kepada masyarakat menengah ke bawah.

Di bidang infrastruktur, Profesor Ekonomi di Boston College dan Framingham State University ini, menyarankan perlunya program percepatan penyediaan infrastruktur yang berkelanjutan.

"Saat ini kita diuntungkan oleh momentum dimana program ini sedang benar-benar digenjot juga oleh pemerintah pusat sehingga program ini kuat secara politis," jelasnya.

Hal lain yang dapat menjadi perhatian khusus adalah untuk menjawab tantangan dari ketimpangan antara kegiatan ekonomi di kawasan pantai utara dan kawasan selatan di Jawa Barat. Untuk ini menurut Lino, maka pasangan RINDU juga harus memperkuat konsep ekonomi kawasan.

Pada akhirnya, yang dibutuhkan masyarakat di Jawa Barat adalah program-program ekonomi dan kebijakan-kebijakan pembangunan yang berkualitas, dapat diwujudkan, memberikan dampak positif yang signifikan, serta langsung dapat menyentuh kehidupan warga sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan mereka.

"Proses inilah yang kami persiapkan untuk Ridwan Kamil sehingga dapat membantu beliau untuk menjalankan program ekonomi yang tepat sasaran, efisien dan efektif dalam membangun Jawa Barat," ungkapnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya