SMRC Ungkap Sebab Suara Djarot-Sihar Kalah dalam Hitung Cepat

Hasil quick count SMRC, pasangan Djarot-Sihar memperoleh 41,06 persen. Jauh di bawah lawannya, Edy Rahmayadi-Musa Rajeksha yang memperoleh 58,94 persen.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 28 Jun 2018, 08:17 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2018, 08:17 WIB
Djarot-Sihar Tegaskan Tak Ada Anak Tiri dan Anak Kandung. (Liputan6.com/Reza Efendi)
Djarot-Sihar Tegaskan Tak Ada Anak Tiri dan Anak Kandung. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Jakarta - Djarot Syaiful Hidayat dan pasangannya Sihar Sitorus belum dapat berbuat banyak di Pilkada Sumut. Dari hasil hitung cepat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), pasangan Djarot-Siharhanya memperoleh 41,06 persen. Jauh di bawah lawannya, Edy Rahmayadi-Musa Rajeksha yang memperoleh 58,94 persen.

Pendiri SMRC, Saiful Mujani mengatakan  Djarot-Sihar hanya populer di kalangan tertentu saja. Keduanya dianggap belum mampu mewakili pemilih di kalangan menengah ke bawah.

"Djarot cukup populer di tingkat tertentu. Karena sempat jadi sorotan saat Pilkada DKI Jakarta. Namun demikian, (masyarakat) tidak cukup banyak mengetahui. Contohnya pemilih di kalangan menengah ke bawah," kata Saiful di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Rabu (27/6/2018).

Berbeda dengan Edy-Musa, Saiful berpendapat bahwa mereka memiliki jaringan yang cukup luas di Sumut. Apalagi, Edy sempat sempat menjabat sebagai Pangdam Bukit Barisan yang membawahi wilayah Sumut.

"Meski bukan relatif pejabat besar di sana, tapi dia (Edy) punya jaringan yang cukup baik," ucap Saiful.

Faktor partai politik, kata Saiful, juga tidak berpengaruh signifikan terhadap pemilih di Pilkada Sumut. Justru, ketokohan Edy dan pasangannya yang cukup berpengaruh.

"(Parpol) bukan faktor yang paling penting. Di Sumut yang penting itu jaringan lokal, tokoh-tokoh masyarakat di sana, itu jadi unsur yang sangat penting," tandas Saiful.

 

Saksikan tayangan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya